Ahad 05 Nov 2017 18:53 WIB

Transportasi Jakarta Terburuk, Sandi: Harus Kerja Keras

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Elba Damhuri
 Penumpang menaiki transportasi Transjakarta saat dilakukannya uji coba koridor 13 Tendean-Ciledug, Jakarta, Ahad (13/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Penumpang menaiki transportasi Transjakarta saat dilakukannya uji coba koridor 13 Tendean-Ciledug, Jakarta, Ahad (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu perusahaan perencana tata kota asal Belanda, Arcadis, merilis survei tentang layanan transportasi kota terbaik di dunia. Dari 100 kota, Jakarta menempati 10 kota terburuk layanan transportasi publiknya atau berada di papan bawah.

Sandiaga mengibaratkan posisi ini berada dalam zona degradasi seperti di sepak bola. Dia menilai, butuh kerja sama dari semua pihak untuk menaikkan peringkat tersebut. Perlu kerja keras untuk mengentaskan peringkat Jakarta yang berada di papan bawah menuju zona aman.

"Pasti kita harus kerja keras, tapi alhamdulillah kita masih di atas Hanoi, Bangkok dan Kuala Lumpur," kata dia di Cipete, Jakarta Selatan, Ahad (5/11).

Sandi mengatakan, perbaikan transportasi publik mutlak diperlukan. Dia akan melibatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha untuk saling bahu membahu. Sistem transportasi publik yang terintegrasi, kata dia, harus diperbaiki di DKI.

"Kita ingin kembangan investasi yang sangat masif di bidang infrastruktur ke depan lima tahun," katanya.

Dalam survei Arcadis, Hong Kong menjadi kota dengan transportasi publik paling baik dalam Indeks Mobilitas Kota Lestari 2017. Setelah Hong Kong, 10 besar kota dengan transportasi publik terbaik secara berturut-turut yakni Zurich, Paris, Seoul, Praha, Wina, London, Singapura, Stockholm, dan Franfurt.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement