Jumat 03 Nov 2017 17:06 WIB
Pilgub Jabar 2018

DPP Pilih Emil, Kader Golkar Jabar Buat Petisi Penolakan

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kader Partai Golkar Kota Bandung membuat petisi daring yang berisi penolakan terhadap keputusan DPP Partai Golkar yang merekomendasikan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien pada Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018.

Dalam petisi yang dibuat kader Golkar Kota Bandung, Aat Safaat Hodijat, dalam siaran pers yang diterima Jumat (3/11), disebutkan sikap DPP Partai Golkar pada Pilgub Jabar tidak mentaati konstitusi partai. Para kader Golkar Kota Bandung mempertanyakan sikap DPP yang justru merekomendasikan Ridwan Kamil dan Daniel pada Pilguh Jabar. Sebelumnya, kader Partai Golkar di Cianjur juga mempertanyakan hal yang sama.

Menurut Aat, DPP Partai Golkar tengah membuat standar ganda dengan memerintahkan kepada DPD kabupaten/kota untuk taat pada AD/ART partai, peraturan organisasi dan juklak. Tetapi, kata Aat, DPP sendiri yang melanggar.

Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Penetapan Calon Gubernur, Bupati dan Wali Kota dari Partai Golongan Karya, nama bakal calon disampaikan terlebih dahulu menurut saran dan pendapat dari masing-masing DPD kabupaten/kota. Sedangkan, dalam Rapat Pimpinan Daerah DPD Partai Golkar Jawa Barat yang selain dihadiri oleh pengurus Kabupaten/Kota di Jawa Barat juga dihadiri oleh para pengurus Partai Golkar Jawa Barat bahkan DPP Partai Golkar, tidak ada nama lain selain Dedi Mulyadi yang diputuskan untuk maju pada Pilgub Jabar.

"DPD Kabupaten/Kota Golkar di Jabar sudah jelas hanya menginginkan kang Dedi Mulyadi untuk maju pada Pilgub Jabar. Ini disampaikan dalam Rapimda lalu. Mengapa keputusan Tim Pilkada Pusat DPP Golkar bertentangan dengan hasil Rapimda. Ini jelas pelanggaran terhadap konstitusi partai," katanya.

Aat menyatakan, keputusan Tim Pilkada DPP Golkar telah melukai nilai persatuan dan setia kawan yang termaktub dalam Ikrar Panca Bakti Partai Golkar. Selama ini, nilai tersebut dijunjung tinggi oleh kader Golkar di Jawa Barat yang berimplikasi positif terhadap kenaikan elektabilitas partai menjelang Pileg 2019. "Jelas ini mencederai kehormatan kader Golkar, suara mereka tidak didengar lagi, padahal mereka yang bekerja menaikkan elektabilitas partai ini di Jawa Barat," kata dia.

Jika keputusan pengusungan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien tidak diubah oleh DPP Partai Golkar, Aat menyerukan perlawanan kader semesta Partai Golkar untuk memboikot keputusan tersebut. Kader di Jawa Barat, kata dia, sangat merindukan kader terbaiknya dalam hal ini Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menjadi gubernur Jabar.

"Saya membuat petisi online, ini baru awal saja, perlawanan kader ini akan berlanjut jika keputusan DPP tidak diubah. Kader di Jawa Barat hanya menginginkan kang Dedi Mulyadi untuk maju, bukan yang lain," kata Aat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement