REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri membekuk Taufik Gani (22 tahun) karena melakukan penyebaran dan ajakan bertindak asusila sesama jenis di media sosial.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Koesmedi Priharto yang turut hadir dalam dalam pengungkapan rilis tersebut turut prihatin dengan adanya kasus tersebut.
Pasalnya, menurut Koesmedi, dengan jumlah sekitar 8.769 pengidap HIV/AIDS, Jakarta menempati peringkat kedua jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia. Penyebaran HIV, menurut dia, mengalami pergeseran.
"Dulu akibat jarum suntik berganti-ganti, sekarang HIV yang tertinggi karena lelaki suka lelaki (LSL), mungkin kalau perempuan lebih tertutup ya," kata Koesmedi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/11).
Koesmedi mencontohkan, pada pengungkapan polisi dalam kasus penggerebekan Atlantis Gym di Kelapa Gading pada Mei 2017 lalu. Dari ratusan orang yang diamankan polisi, sepuluh orang dikirimkan ke dinas kesehatan untuk pemeriksaan HIV. "Dari 100 lebih, dikirim ke kami, sepuluh orang delapan positif," ujar dia.
Kendati demikian, Koesmedi mengimbau agar para pengidap HIV/AIDS tidak berkecil hati. Pasalnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menyiapkan fasilitas kesehatan untuk menangani virus mematikan itu. "Kami imbau di 44 puskesmas dan 48 rumah sakit (RS) di DKI bisa memeriksa virus tersebut, termasuk RS Polri," ujarnya.
Koesmedi juga mengimbau agar tidak perlu mengkhawatirkan terkait kerahasiaan identitas. Begitu pula dengan biaya pengobatan karena akan ditangani secara gratis untuk HIV.
Pengobatan pada HIV, menurut Koesmedi, sudah cukup berkembang untuk menekan kembali para penderita agar kembali sehat dan dapat beraktivitas. Meski demikian, ia juga mengakui belum ada yang bisa disembuhkan secara total.
"Masih banyak orang beranggapan HIV karena hubungan seksual, jadi malu. Jadi kami mohon kepada warga DKI jika merasa takut terinfeksi hal tersebut datanglah ke puskesmas dan RS yang sudah bisa melakukan pemeriksaan dengan baik," kata Koesmedi.