REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pihaknya akan menata kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang dengan terobosan inovasi dan melibatkan para pemangku kepentingan.
"Kami akan terus lakukan persiapan, saya akan lapor gubernur hari Jumat (3/11), apabila disetujui akan kami umumkan besok, penataan yang merupakan 'breakthrough' inovasi dan juga melibatkan seluruh stakeholder," kata Sandiaga di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (2/11).
Rapat pemantapan dan persiapan penataan kawasan Tanah Abang dihadiri oleh seluruh unsur dipimpin oleh ketua tim yaitu Wali Kota Jakarta Pusat. Dia ikut memantau di mana juga ada fasilitator dan komunitas yang juga ikut memberikan saran.
"Kami harapkan ini bukan solusi permanen, tapi temporer karena ujungnya kita sudah tahu bahwa ke depan pengembangan Tanah Abang harus berbasis TOD. Tapi menuju ke sananya ini kita harus punya strategi jangka pendek dan menengah," kata Sandiaga.
Penataan ini, menurutnya, sesuatu yang pasti akan menimbulkan ketidaknyamanan. "Pasti ada reaksi masyarakat yang luar biasa karena saya meminta kita mengambil risiko. Bukan main aman," katanya.
"Bukan asal mengulangi pendekatan sebelumnya yang represif, mengusir PKL, Dishub yang mencabut pentil ban yang selama ini tidak terbukti efisien dan efektif untuk menghadirkan sebuah penataan yang berkelanjutan," kata Sandiaga.
Dia akan mengumumkan terkait penataan sekitar satu dua hari ini. Dan meminta para pihak itu bicara satu sama lain dan tidak mengedepankan ego sektoral. "PT KAI mesti ngomong sama PD Pasar Jaya, semua instansi dilibatkan dan dipastikan bahwa ke depan ini kemajuan bersama. Ini bukan ad hoc, sebagai bagian dari sebuah gambaran luas bahwa Tanah Abang jantung perdagangan kita yang dampaknya bisa dirasakan se-Asia Tenggara," kata Sandiaga.
Menurut dia, penataan akan dilakukan berbasis data, di mana selama ini dikatakan pedagang kaki lima (PKL) yang bikin macet, tapi ternyata pembangunan jalan.