Rabu 01 Nov 2017 19:20 WIB

KLHK Siapkan Instrumen Standar Produk Berkelanjutan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK Noer Adi Wardojo menjelaskan instrumen standardisasi produk berkelanjutan di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu (1/11).
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK Noer Adi Wardojo menjelaskan instrumen standardisasi produk berkelanjutan di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mempersiapkan instrumen dalam mewujudkan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Masyarakat diharapkan mampu memilih produk yang berkelanjutan.

Staf Ahli KLHK Bidang Industri dan Perdagangan Laksmi Dhewanti mengatakan, dalam mendukung kemudahan pilihan produk berkelanjutan, KLHK mengembangkan beberapa instrumen seperti label ramah lingkungan, sistem verifikasi dan pelaksanaan even ramah lingkungan. Contohnya, penyelenggaraan acara musik, even lari marathon dan sebagainya. 

"Kita tau bahwa biasanya setelah even, sampah menumpuk. Kita tidak ingin itu terjadi," ujarnya, Rabu (1/11). Untuk itu, nantinya penyelenggara acara tersebut mempersiapkan bagaimana menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan sebagainya.

Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK Noer Adi Wardojo mengatakan, standardisasi pun telah disiapkan dalam untuk mengubah standar operasional kantor pemerintah, pihak bisnis dan masyarakat. Pihaknya akan mendorong kantor hijau atau eco office.

"Kita akan menuju pada sistem pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan yang tentunya terverifikasi," ujar dia. 

Sementara itu, dari pihak industri dipersilakan untuk mengajukan produknya. Termasuk, produk UKM yang memang diusahakan ramah lingkungan. Melalui instrumen standardisasi oleh KLHK maka produk tersebut akan semakin jelas dan membantu masyarakat memilih produk yag akan dikonsumsi.

"Kita dorong secara bertahap, kita alihkan bisnis dan usaha yang ramah lingkungan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement