Rabu 01 Nov 2017 19:17 WIB

Pengamat: Dedi Mulyadi di Golkar Bisa Seperti Boy Sadikin

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat Politik Siti Zuhro.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pengamat Politik Siti Zuhro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan DPP Golkar lebih memilih mengusung Ridwan Kamil dibanding Dedi Mulyadi, yang merupakan kader internal, di Pilkada Jawa Barat (Jabar) menimbulkan pro dan kontra di internal kader Golkar khususnya di Jabar. Pengamat politik Siti Zuhro menilai, bukan tidak mungkin hal ini berdampak pada pecahnya suara Golkar di wilayah Jabar.

Pengamat dari LIPI itu mengatakan, dampak dari tak jadi dicalonkannya Dedi Mulyadi menjadi calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat (Pilkada Jabar) terhadap Partai Golkar disebut tergantung dari bagaimana sikap Dedi. Bagaimana pun, Dedi memiliki konstituen sebagai kepala daerah dan Ketua DPD Golkar Jabar.

"Ya sekarang terpulang ke Dedi. Apakah Dedi akan seperti Boy Sadikin" jelas pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro kepada Republika.co.id, Rabu (1/11).

Siti menjelaskan, Boy Sadikin, ketika Pilkada DKI Jakarta merasa kecewa karena saat itu dia sebagai kader dan Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ternyata tak dipromosikan. Menurutnya, kita bisa tahu apakah akan terjadi efek serupa dengan kejadian Dedi ini tergantung dari sikapnya ke depan.

"Saya tidak tahu karakter Dedi apakah seperti Boy Sadikin yang ekspektasinya tumbang untuk ikut Pilkada DKI hanya karena Ketumnya tidak mengendorse dia (atau tidak). Sepertinya tidak sefrontal itu. Tapi bagaimana pun, pengaruhnya ke grass root ya," katanya

Paling tidak, kata Siti, Dedi pasti punya konstituen. Apalagi dia merupakan seorang kepala daerah dan ketua DPD. Bisa jadi, konstituennya itu loyal kepada Dedi. Menurut Siti, apabila Dedi kemudian seperti Boy Sadikin, maka suara Partai Golkar di Jabar akan terpecah.

"Iya (dapat terpecah) kalau dia keluar seperti Boy Sadikin itu. Kan dia bawa pasukannya juga ternyata kan. Pilihan Dedi atau Boy kan sedikit banyak juga membuat audiensnya berpikir kan begitu apalagi ketua DPD, pastilah dia punya konstituen," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement