Senin 30 Oct 2017 17:43 WIB

KPK: Polri Temukan Beberapa Petunjuk Kasus Novel

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan
Foto: Ist
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif, mengatakan sampai saat ini KPK masih terus mendorong Polri untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan "Tetap dilangsukan (komunikasi dengan Polri. Bahwa Kapolda memimpin langsung upaya pencarian itu. Ya mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa ditemukan," ujar Syarif di Gedung KPK Jakarta, Senin (30/10).

Syarif mengungkapkan, setelah 200 hari penyerangan menurut penuturan Polri saat ini ditemukan beberapa petunjuk baru. "Info terakhir tentang Novel mereka menemukan beberapa clue (petunjuk), tapi belum dipresentasikan," kata dia.

Selain itu, sambung Syarif, pihak kepolisian juga memberitahukan kesulitan-kesulitan dalam memecahkan kasus penyerangan terhadap Novel, yang juga merupakan jebolan Polri. Kesulitan diantaranya, kejadian yang berlangsung pada pagi hari dan minimnya saksi-saksi yang melihat langsung penyerangan. "Mungkin diharapkan kepada masyarakat yang telah melihat sketsanya untuk melaporkan," ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan belum ada kemajuan yang signifikan ihwal perkembangan kasus penyerangan Novel. "Waktu itu pas ketemu Kapolri saja kita singgung sedikit, tapi itu juga belum ada kemajuan signifikan ya. Nanti kita tunggu saja," kata Saut.

Menurut Saut bila ada kemajuan dalam penanganan kasus penyerangan ini, pihak kepolisian akan memberitahu KPK lantaran adanya kesulitan tersendiri dalan mengungkap kasus ini. Bahkan, lanjut Saut, dirinya juga sudah menawarkan diri untuk bergabung dalam tim gabungan.

"Saya sendiri menawarkan diri untuk masuk tim itu dan Polri juga welcome. Jadi artinya semuanya terbuka kok, mesti sabar. Karena ini kan crime, tidak gampang," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement