Senin 30 Oct 2017 09:24 WIB

Pemprov Jatim Gelar Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
kanker serviks
Foto: dokumen
kanker serviks

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pemprov Jatim menggelar pemeriksaan kanker serviks dan kanker payudara secara klinis. Kegiatan ini dikhususkan bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) wanita dan istri ASN di jajaran Pemprov Jatim.

"Sasaran yang dicapai, semua ASN wanita dan para istri ASN Pemprov Jatim berusia 3050 tahun dengan status sudah menikah. Jumlahnya sebanyak 20.442 orang," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Benny Sampirwanto di Surabaya, Senin (30/4).

Benny menjelaskan, kegiatan ini dimaksudkan untuk pencegahan dini kanker serviks dan kanker payudara di jajaran ASN Pemprov Jatim. Kegiatan yang dilangsungkan pada 30 Oktober-4 November ini digelar serentak di beberapa titik. Diantaranya, Kantor TP PKK Provindi Jatim, Kantor Setda Provinsi Jatim, serta berbagai puskesmas di Jawa Timur.

Benny menjelaskan, untuk wilayah Kota Surabaya, akan dilakukan deteksi dini sebanyak 6.313 orang. Sedangkan di luar kota Surabaya sebanyak 14.129 orang. Kegiatan ini melibatkan 874 orang petugas, yang dibagi dalam beberapa shift.

"Para petugas tetsebut diantaranya dokter konsultan, pemeriksa IVA, asisten pemeriksa, dansebagainya," ujar Benny.

Menurut Benny, langkah deteksi dini ini perlu dilakukan untuk mencapai Indonesia bebas kanker, khususnya kanker serviks dan kanker payudara. Bagi para perempuan, lanjutnya, deteksi dini ini sangat penting sebab kedua kanker ini menjadi pembunuh cukup besar.

"Di Indonesia, setiap satu jam satu orang meninggal karena penyakit 'silent killer' ini. Sementara itu, di dunia setiap dua menit satu orang meninggal karena penyakit ini beban masyarakat," kata Benny.

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Jatim Nina Soekarwo menjelaskan, kanker serviks dan payudara sangat berbahaya bagi kaum perempuan. Apalagi, karena tidak menimbulkan keluhan sehingga penyakit ini disebut silent disease. Akibatnya, sekitar 70 persen perempuan yang mengidap baru memeriksakan diri ketika sudah pada stadium tiga atau empat.

"Kadang setelah menjalar ke banyak organ. Deteksi dini lah sebagai langkah penting mengurangi silent disease ini," kata perempuan yang akrab disapa Bude Karwo.

Istri gubernur Jatim itu mengharapkan, deteksi dini ini menjadi sebuah gerakan masyarakat dalam menanggulangi kedua kanker mematikan tersebut. Menurutnya, di Jatim saat ini tercatat sebanyak 92 ribu perempuan telah melakukan deteksi dini kanker.

Lebih jauh Bude Karwo menjelaskan, jumlah penderita kanker di Indonesia menurutnya cukup banyak. Berdasarkan data yang diperolehnya, setiap satu jam terdapat satu orang di Indonesia meninggal karena menderita kanker.

Maka dari itu, lanjut Bude Karwo, sudah saatnya masyarakat harus diberikan pemahaman mengenai hidup sehat demi kelangsungan hidupnya. Hal wajib yang perlu diperhatikan adalah fokus memperbaiki gaya hidup,  salah satunya dalam hal makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement