Jumat 27 Oct 2017 14:41 WIB

Dari Sumbar ke Eropa, Seni Minang Mendunia

Seniman asal Sumbar melakukan persiapan akhir sebelum ikut ajang Eropalia di Belgia.
Foto: ist
Seniman asal Sumbar melakukan persiapan akhir sebelum ikut ajang Eropalia di Belgia.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Tanah Minang dikenal memiliki warisan unggul soal seni. Sebut saja, seni tari, salawat dulang, hingga dendang iringan lagu. Atau bahkan, basilek (silat). Seluruhnya, kesenian yang 'berbau' Minang sudah akrab dengan indra masyarakat Indonesia. Satu atau dua di antaranya pernah pula ditampilkan di pentas dunia. Namun apa jadinya kalau keempat jenis kesenian tadi bisa tampil serentak di luar negeri?

Pertama dalam sejarah, rombongan seniman Minang empat komponen yakni tari, silat, salawat dulang, dan dendang berangkat ke Eropa untuk tampil dalam sebuah ajang bergengsi. Seluruh seniman ini dijadwalkan akan tampil di Bozar, Beligia dalam ajang 'West Sumatra Evening pada 9-12 Desember 2017 mendatang.

 

Dalam beberapa bulan ini seluruh seniman sudah melakukan persiapan di Padang dan Batusangkar. Bahkan pada Rabu (25/10) malam mereka berkumpul di Sanggar nan Jombang untuk persiapan tim.

 

Salawat dulang misalnya, diambil dari jantung Luhak Nan Tuo Tanah Datar. Nama kedua grup adalah Sinar Barapi dan Panah Arjuna. Pentas nanti merupakan kali pertama mereka ke Eropa. Persiapan yang mereka lakukan lebih dari cukup.

 

"Yang disayangkan, pihak-pihak pemangku kewenangan dan kebijakan di sini tak banyak yang bertanya dan menyapa," kata koordinator mereka, Ery Mefri di Padang, Kamis (26/10).

 

Selain sawalat dulang, sejumlah pesilat dan peniup seruling dari Kuranji, Padang juga akan menghadiri acara serupa. Pesilat remaja yang bakal tampil di Eropa nanti, semangatnya seperti Achmad Husein muda, komandan Harimau kuranji tempo dulu. Bukan karena ingin ke Eropa, tapi basilek yang dikenal masyarakat Eropa itu lah yang mereka mau. Apalagi di Eropa silek Minang sudah dikembangkan.

 

Nan Jombang sebagai koordinator dalam tour Eropalia ke Prancis, Belanda, Begia, dan Austria ini tak hanya sekadar mengkoordinasi, tapi membawa karya tari yakni Rantau Berbisik. Karya ini dibuat 2007 dan pertama kali ditampilkan pertama kali tahun 2009. Bahkan karya tersebut sempat tampil Brisbane, Adelaide, Caine, dan Darwin Australia. Di Amerika Serikat, grup yang sama pernah pentas di Rhode Island New York, Washington, dan Los Angeles. Pementasan juga pernah dilakukan di Filipina, Korea Selatan, Singapura, Jepang, Berlin, dan beberapa pementasan di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement