Jumat 27 Oct 2017 08:48 WIB

Kengerian dan Ketegangan di Pabrik Kembang Api

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Elba Damhuri
Polisi memindahkan kantong-kantong jenazah ke atas ambulans di lokasi kebakaran Gudang Kosambi, Tangerang
Foto: Muhammad Iqbal/Antara/Reuters
Polisi memindahkan kantong-kantong jenazah ke atas ambulans di lokasi kebakaran Gudang Kosambi, Tangerang

REPUBLIKA.CO.ID, Mumun (46 tahun), seorang warga Kosambi, Tangerang, Banten, tak menyangka sakit yang ia derita pada Kamis (26/10) kemarin membawa keberuntungan tersendiri. “Orang saya puyeng,” kata dia kepada Republika, menceritakan alasannya tak masuk kerja, kemarin.

Sedianya, kemarin adalah hari pertamanya bekerja di pabrik pengepakan kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses di Jalan Raya SMPN I Kosambi, Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang. Saat ditemui Republika, Mumun hanya memandangi lokasi pabrik tersebut yang telah habis dilalap api. Ia mensyukuri betul saat kejadian tidak sedang berada di lokasi.

Pada pukul 09.00 WIB, ledakan besar terjadi di bagian depan pabrik tersebut. Kepulan asap hitam terlihat membubung tinggi di sekitar lokasi kebakaran. M Kasin (56 tahun), warga setempat, menjadi saksi pada mula kejadian tersebut. Alih-alih memikirkan yang di pabrik, ia memalingkan upaya ke bangunan di seberang jalan.

Selekasnya ia berlari menyelamatkan siswa-siswi SMPN I Kosambi. "Karena yang terbakar besar sekali apinya, makanya kita bantu mengeluarkan siswa melalui jalan belakang, karena di depan banyak api, nggak berani, takut ada ledakan susulan," tutur Kasim kepada Republika, Kamis (26/10).

Sedangkan, Yasin, seorang petugas PT PLN Teluk Naga, terkejut ketika melihat ada ledakan saat sedang membetulkan trafo listrik. Tidak lama usai ledakan itu terjadi, dia langsung menuju lokasi ledakan dan merekam kondisi kebakaran dari dalam dan menghitung jenazah yang ia lihat dengan mata kepala sendiri.

"Yang saya lihat ada 16 orang, kemudian ada laporan lagi lima orang, jadi total yang saya tahu 21 orang tewas," papar Yasin.

Mobil-mobil pemadam kebakaran lalu-lalang tak lama selepas itu. Memadamkan api yang masih menjilat sisa-sisa bangunan yang ada. Ratusan pasukan Brimob dari kepolisian setempat juga turun untuk menjaga tempat kejadian perkara (TKP) dari kerumuman warga sekitar yang penasaran

Video pascakebakaran yang diduga dari pabrik kembang api beredar di media sosial. Republika belum bisa memastikan apakah video itu dari lokasi kejadian. Video yang berdurasi 1 menit 53 detik tersebut menunjukkan bahwa pengambil gambar sedang berjalan memasuki pabrik. Suasana ruang tampak terlihat baru padam dari kebakaran yang melalap. Atap ambruk, material hangus, asap masih mengepul, dan abu mendominasi di berbagai sudut ruang.

Dalam ucapan awalnya, pengambil gambar mengatakan ada lima perempuan menjadi korban. Sesaat kemudian ia tersadar bahwa jumlah korban lebih dari yang dia perkirakan.

Ia berteriak dengan nada kaget bahwa ada banyak korban yang bergelimpangan di dalam ruangan. Satu per satu korban ia hitung. "Baru 16, itu belum paten ya. Yang penting liat palanya doank 16," ujarnya.

Secara perlahan ia memperlihatkan detail jenazah dan sudut ruangan. Setelah agak lama menyapu ruang dengan rekaman kamera, seseorang memperingatkan pengambil gambar agar berhati-hati dan tidak menginjak potongan jenazah. Dengan baik, sang pengambil gambar menuruti imbauan. Supaya lebih aman lagi, sang pengambil gambar kemudian diimbau agar keluar dari lokasi kebakaran. Ia pun kembali menuruti dan video berakhir.

Di depan Kantor Kepala Desa Cengklong, 31 nama korban luka terpampang. Beberapa warga yang penasaran melihat dan mengecek satu persatu nama yang tertulis di jendela kantor tersebut. Dua perempuan tak kuasa menahan haru ketika melihat salah seorang keluarganya menjadi korban keganasan ledakan itu.

"Ya Allah, mau pingsan," kata salah seorang wanita yang lemas usai melihat daftar nama korban.

Belasan orang yang menjadi korban ledakan merupakan warga yang berasal dari Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan informasi yang dihimpun, 11 orang yang menjadi korban merupakan warga Kampung Cisitu, RW 09, Desa Batulayang. Sementara, satu orang lainnya berasal dari Kampung Kaum, Desa Cililin. Kedua belas orang tersebut adalah pekerja PT Panca Buana Cahaya Sukses.

"Dua belas warga Cililin yang menjadi korban dalam kejadian itu, semuanya merupakan keluarga besar saya," ungkap Kepala Desa Batulayang, Beben, Kamis (26/10). Menurut dia, kondisi terakhir kedua belas orang tersebut belum diketahui.

Kabar sementara yang didapat dari salah seorang korban saat dihubungi mengatakan, enam orang di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan hidup. "Korban yang berkomunikasi dengan saya masih selamat, tapi mengalami luka berat dan patah kaki," katanya.

Beben mengatakan komunikasi dengan salah seorang korban tidak berlanjut karena terputus. Ia bersama keluarga para korban langsung menuju Tangerang dan Jakarta untuk mengetahui pasti kondisi keluarganya. "Saya mau langsung lihat kondisi ke sana, mudah-mudahan semuanya masih baik-baik saja," ujar dia berharap.

Ia mengatakan, keluarga besarnya memang banyak yang bekerja di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses. "Mereka sudah ada yang bekerja tahunan, juga ada baru masuk kerja. Sudah pasti keluarga besar saya di Cililin turut menjadi korban dalam kejadian itu," kata dia menegaskan.

(Taufiq Alamsyah Nanda/Muhammad Fauzi Ridwan, Editor: Fitriyan Zamzami).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement