Jumat 27 Oct 2017 01:09 WIB

Panitia Ubud Festival Galang Dana untuk Bencana Gunung Agung

Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UBUD -- Penyelenggara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017 mengadakan malam penggalangan dana untuk membantu para pengungsi Gunung Agung. Acara yang diselenggarakan di Blanco Museum, Ubud, Bali, Kamis (26/10) malam itu, menampilkan teater boneka asal Yogyakarta Papermoon Puppet Theatre berkolaborasi dengan I-Pedalangan, tari "Bala-Bala" karya penari sekaligus koreografer Eko Supriyanto, serta pemutaran film "5 Islands" hasil kerja sama dengan Goethe-Institut Indonesien.

"Dengan minimal donasi Rp 100 ribu per orang, kami menargetkan sekitar Rp10 juta-Rp15 juta bisa terkumpul lewat acara penggalangan dana ini," kata Koordinator Program UWRF 2017 Sarah Monessa kepada Antara.

Kegiatan penggalangan dana sudah sejak awal masuk dalam agenda UWRF pada 25-29 Oktober 2017 di Ubud. Meski awalnya, dimaksudkan untuk mendanai pencetakan antologi karya 15 penulis yang terpilih mengikuti program emerging writers.

Program tersebut menjadi salah satu unggulan UWRF dalam memfasilitasi para penulis baru untuk mendiskusikan dan memperkenalkan karya mereka kepada pembaca lokal maupun internasional. "Tetapi mengingat kondisi Gunung Agung yang mengharuskan banyak warga Bali mengungsi, kami merasa perlu mengalihkan acara ini untuk membantu mereka," ujar Sarah.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total pengungsi Gunung Agung per 22 Oktober 2017 telah mencapai 134.500 jiwa dan tersebar di 390 titik, di antaranya di Kabupaten Karangasem, Klungkung, Jembrana, Bangli, serta Kota Denpasar.

Namun, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, masih banyak masyarakat yang tinggal di kawasan berbahaya Gunung Agung (3.142 meter dari permukaan air laut). "Ada ribuan masyarakat yang kembali ke tempat asalnya di zona merah. Ada yang hanya saat siang, ada yang tinggal di rumah," kata Sutopo melalui siaran pers.

Kawasan berbahaya ditetapkan berada dalam radius 9 hingga 12 kilometer dari kawah Gunung Agung. Hingga saat ini, tidak ada laporan dari kerusakan bangunan karena memang belum terjadi letusan Gunung Agung. Terkait dengan status "Awas' Gunung Agung, kata Sutopo, merupakan status terlama yang ditetapkan pada gunung berapi di Indonesia, yakni selama 34 hari, namun belum terjadi letusan sekalipun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement