Rabu 25 Oct 2017 10:49 WIB

Bantuan Pengungsi Sinabung dan Agung Diteruskan

Rep: RR Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah anak pengungsi Gunung Agung mengikuti lomba permainan tradisional di posko pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Minggu (15/10).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah anak pengungsi Gunung Agung mengikuti lomba permainan tradisional di posko pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Minggu (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Kementerian Sosial (Kemensos) dan taruna siaga bencana (Tagana) memastikan akan terus memberikan bantuan logistik dan pangan untuk para pengungsi Gunung Agung, Bali dan Gunung Sinabung, Sumatra Utara. Bantuan ini terus disalurkan meski erupsi kedua gunung tersebut tidak bisa dipastikan.

Menurut Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Adhy Karyono, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut bahwa kedua gunung ini diprediksi akan erupsi. Jadi, kata dia, selama ada tanda-tanda akan meletus maka pemerintah yaitu PVMBG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memerintahkan mengungsikan penduduk.

"Maka dengan keputusan mengungsikan, konsekuensinya semua pemangku kepentingan yang menangani ini sudah siap,"ujarnya saat ditemui wartawan di sela-sela pelaksanaanbhakti sosial dan apel siaga Tagana 2017 di Danau Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (24/10) sore.

Tugas-tugas Kemensos, kata dia, untuk memberikan bantuan untuk pengungsi. SementaraTagana yang mendukung tugas Kemensos adalah di bidang pengungsian, perlindungan maupun logistik. Sementara di Gunung Agung, kata dia, tugasnya bertambah menjadi koordinator logistik.  Tagana nertugasmemasok kebutuhan bahan makanan.

"Beras untuk hampir 139 ribu pengungsi sebanyak hampir 35 ton sehari dicover Kemensos dan yang mendistribusikan adalah tagana,"katanya.

Jadi, kata dia, tagana yang mengatur dan mendistribusikan bantuan logistik dan masyarakat yang masuk di gudang. Termasuk mengelola bantuan asing dan pemerintah di gudang yang ada di Karangasem, Klungkung, Bangli. Ia menambahkan Kemensos juga memberikan santunan untuk 24 orang pengungsi. Ketika ada orang yang diungsikan kemudian sakit dan meninggal dunia maka Kemensos mengcover santunan yang meninggal sebesar Rp 15 juta per jiwa. "Ini untuk meringankan beban masyarakat yang mengungsi," ujarnya.

Sementara Gunung Sinabung yang lebih dari tujuh tahun lebih dalam kondisi awas membuat penduduk 10 desa dan satu rukun warga (RW), kampung harus direlokasi. Tetapi, kata dia, pengungsi yang berasal dari empat desa bisa kembali ke desanya dan perlahan-lahan akhir tahun ini akan selesai dan mereka mendapatkan lokasi baru dan dikembalikan ke lokasi lama.

"Tugas kemensos dan Tagana melakukan assesment, pendataan ketika mereka (pengungsi) kembali untuk kemudian memberikan jaminan hidup (jaminan hidup) dan isi hunian tetap (huntap)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement