REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- PT Industri Kereta Api (INKA) akan mengembangkan industri kereta api di Kabupaten Banyuwangi. BUMN tersebut akan berinvestasi sebesar Rp 600 miliar untuk membuka pabrik baru di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini.
"Berdasarkan paparan dari mereka, pabrik ini diharapkan sudah bisa beroperasi pada 2019 mendatang. Tentu kita menyambut hangat. Selain bisa menguatkan industri perkeretaapian nasional, langkah ini bisa semakin menggerakkan ekonomi lokal di daerah kami," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada PT INKA untuk menjalin sinergi dengan SMK yang ada di Banyuwangi, sehingga lulusan-lulusan SMK bisa dididik untuk terlibat dalam industri perkeretaapian nasional.
”Saya berharap banyak tenaga kerja lulusan SMK di Banyuwangi yang terserap, dan menjadi bagian mewujudkan industri kereta api nasional yang berdaya saing. Apalagi, dari pabrik ini nantinya juga ekspor untuk memenuhi pesanan luar negeri,” kata dia.
Direktur Keuangan dan SDM PT INKA, Mohamad Nur Sodiq, dalam kunjungannya ke Banyuwangi mengatakan, pihaknya menerima banyak pesanan gerbong kereta api dari berbagai negara. "Pabrik kami di Madiun saat ini kapasitas produksinya overload. Maka, kami mencari lokasi untuk pengembangan perusahaan. Dengan berbagai pertimbangan, lokasi yang akhirnya kami tetapkan Banyuwangi," ujar Nur.
Sodiq mengatakan, saat ini pesanan kereta api yang tengah ditangani oleh PT INKA cukup banyak. Untuk domestik saja, ada beberapa pesanan, seperti KRL Bandara Soekarno Hatta–Sudirman- Jakarta, LRT di Palembang untuk Asian Games, LRT Jabodetabek, dan penggantian gerbong-gerbong kereta yang sudah tua.
“Belum lagi kami menggarap pesanan kereta api dari beberapa negara, seperti Bangladesh, Zambia, Srilanka dan Nigeria. Selama ini kami telah memenuhi pesanan kereta dari semua negara ASEAN. Maka kami butuh pabrik yang lebih besar lagi,” ungkap Sodiq.
Rencana lokasi industri kereta api yang akan dibangun di Banyuwangi berada di wilayah Kecamatan Kalipuro di atas lahan seluas 200 hektar. Lahannya milik BUMN. “Kami sudah lapor ke Menteri BUMN, dan beliau mendukung,” ujar Sodiq.
Lokasi ini dinilainya memenuhi berbagai syarat strategis yang dibutuhkan, karena dekat dengan Pelabuhan Tanjungwangi dan nantinya terhubung dengan jalan tol.
Sodiq menargetkan pembangunan industri kereta api ini akan dimulai Maret 2018, dan beroperasi pada semester dua 2019. Nantinya pabrik yang dibangun di Banyuwangi tersebut akan dijadikan pabrik kereta berbahan dasar stainless steel dan aluminium.
Sodiq memproyeksikan pabrik tersebut menyerap hingga 1.000 tenaga kerja. Dia berharap kebutuhan tenaga kerja tersebut bisa dipenuhi dari sekolah vokasi yang ada di Banyuwangi. Bahkan dia berharap ke depannya Banyuwangi bisa membangun SMK Kereta Api.