REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Intensitas Gunung Agung hingga pukul 12.00 WITA, Senin (23/10) menurun drastis. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani melaporkan hingga sejak pagi hari hanya terjadi 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan durasi 8 hingga 11 detik, dan 25 kali gempa vulkanik dalam dengan durasi 8 hingga 30 detik. "Meski demikian, tingkat aktivitas Gunung Agung masih di level empat (awas)," katanya, Senin (23/10).
Asap kawah bertekanan lemah di Gunung Agung masih teramati. Warnanya putih dengan intensitas tipis dan tinggi 200 hingga 400 meter di atas kawah puncak. Kasbani mengatakan kondisinya masih relatif tinggi dibanding saat level tiga atau waspada.
Penurunan jumlah gempa yang cukup drastis, Kasbani mengatakan, tidak berarti mendukung penurunan status bencana. Semua keputusan harus berdasarkan alat perekam dan data.
Gunung Agung sudah mengalami fraktuasi atau perekahan di bawah perut gunung. Sumbatan lava yang selama lebih dari setengah abad menghalangi jalan magma perlahan berhasil di hancurkan. Ini pula salah satu faktor alasan intensitas gempa menurun dari biasanya. Fraktuasi adalah tahapan untuk memberi jalan keluar magma ke permukaan gunung berapi.
Jumlah pengungsi hingga 22 Oktober 2017, pukul 18.00 WITA mencapai 134.500 orang yang tersebar di 390 titik. Pemerintah Provinsi Bali juga sudah menyebarkan 150 ribu kartu pengungsi untuk mendata keberadaan seluruh pengungsi, baik itu di posko-posko pengungsian, maupun pengungsi yang berada di rumah keluarga terdekat.