REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai, peringatan Hari Santri Nasional sebagai benteng. Menurut Tjahjo, hari santri nasional mengingatkan pada perjuangan para santri sejak sebelum kemerdekaan.
"Hari Santri juga bisa dijadikan sebagai benteng. Benteng Pancasila, benteng ideologi bangsa yang harus dipertahankan sampai tetes darah penghabisan," ujar Tjahjo saat menghadiri Apel Hari Santri yang diselenggarakan PBNU di Jakarta Pusat, Ahad (22/10).
Menurut Tjahjo, mempertahankan ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, bukan hanya tanggung jawab TNI-Polri. Namun, hal tersebut merupakan tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia, termasuk santri. "Jadi santri merupakan bagian elemen bangsa ini. Yang oleh bapak Presiden dijadikan tonggak hari nasional," tutur Tjahjo.
Hari santri nasional ini diperingati untuk memperingai komitmen kebangsaan para tokoh-tokoh ulama memperjuangkan kemerdekaan. Santri juga dituntut berperan untuk mengisi kemerdekaan sekaligus untuk mempertahankan harga diri, kehormatan bangsa Indoensia.
Tjahjo menambahkan, hari santri nasional ini diharapkan dapat meningkatkan peran para santri untuk senantiasa berkontribusi dalam memajukan bangsa. Pasalnya, santri telah berperan sejak lama dalam kemajuan bangsa. "Para santri ini, sebelum kemerdekaan sudah berperan. Sampai sekarang untuk mengisi pembangunan dengan bekerja dan bekerja," pungkas Tjahjo.