Sabtu 21 Oct 2017 12:05 WIB

'Hasyim Asyari Tokoh Terpenting Melahirkan Nasionalisme'

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua MPR Zulkifli Hasan
Foto: Humas MPR
Ketua MPR Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan, KH Mohammad Hasyim Asy'ari merupakan tokoh terpenting dalam melahirkan nasionalisme di Indonesia. Sebab, melalui pemikiran sang pendiri Nahdlatul Ulama itulah, paham-paham nasionalisme bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

"Mbah Hasyim (sapaan akrab Hasyim Asyari) merupakan tokoh terpenting dalam melahirkan nasionalisme di Indonesia. Pemikirannya diterima dengan mudah oleh masyarakat," kata Zulkifli saat mensosialisasikan empat pilar di Ponpes Tebu Ireng, Jalan Irian Jaya Nomor10, Cukir, Jombang, Sabtu (21/10).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu melanjutkan, pemikiran Mbah Hasyim pulalah yang mencerahkan masyarakat, bahwa agama dan nasionalisme tidak berseberangan. Menurut Zulkifli, Mbah Hasyim selalu meyakinkan masyarakat Indonesia, utamanya umat Islam, bahwa agama dan nasionalisme adalah saling menguatkan.

"Itu terdapat dalam pernyataan yang sangat terkenal dari Mbah Hasyim, 'Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan," ujar Zulkifli mengutip pernyataan Hasyim Asyari.

Zulkifli juga mengingatkan, Mbah Hasyim beserta para alim ulama dan santri lainnya memiliki peran sangat besar dalam menggerakan masyarakat untuk merebut kemerdekaan. Bahkan, para kiai dan alim ulama yang dimotori Mbah Hasyim itu pulalah yang selalu berusaha keras mempertahankannya kemerdekaan.

"Terbukti dari jargon yang sangat terkenal Hubbul Wathon Minal Iman. Kemudian Mbah Hasyim juga yang menyerukan resolusi jihad ditambah memekikkan Takbir," kata Zulkifli.

Zulkifli kemudian mengingatkan, tanpa Hasyim Asyari, mungkin saja masyarakat Indonesia tidak akan mendengar orasi luar biasa dari Bung Tomo dengan teriakan Allahu Akbar-nya. Orasi itulah yang menggerakkan arek-arek Suroboyo dalam Gerakan 10 November. "Karena kalau bikan dari Mbah Hasyim jargon Hubbul Wathon Minal Iman dan seruan resolusi jihad dengan memekikkan takbir dianghap kurang memiliki landasan," ujar Zulkifli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement