REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Timur menjamin Emil Dardak mematuhi amanah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk tidak maju sebagai kandidat di Pemilihan Kepala Daerah setempat 2018 dari partai politik lain.
"Saya jamin Mas Emil Dardak tidak maju di Pilkada Jatim mendatang dari partai lain," ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Jumat (20/10).
Emil Dardak yang saat ini menjabat sebagai Bupati Trenggalek menjadi satu di antara sejumlah nama yang dimunculkan maju sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur 2018. Menurut dia, Emil Dardak yang pada Pilkada Trenggalek 2015 diusung gabungan partai politik, salah satunya PDI Perjuangan, tidak akan mau maju karena masih fokus di daerahnya.
"Saya sudah sering berkomunikasi dengan Mas Emil dan beliau menyatakan tidak maju meski diusulkan namanya. Mas Emil itu orangnya santun dan beliau pasti mendengar amanah Bu Mega," ucap Wakil Ketua DPRD Jatim tersebut.
Meski belum tercatat sebagai kader struktural PDI Perjuangan, namun Emil yang juga suami artis Arumi Bachsin itu kerap mendampingi Megawati di sejumlah acara dan dekat dengan elite partai berlambang banteng moncong putih tesebut.
Emil Dardak sendiri sempat dipanggil oleh Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar Jakarta sehari menjelang pengumuman rekomendasi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Sabtu (14/10).
Bahkan, pada kesempatan pengumuman pasangan Saifullah Yusuf-Azwar Anas di Kantor DPP PDI Perjuangan Jalan Dipnegoro Jakarta, Minggu (15/10), Emil Dardak tampak hadir dan duduk bersama sejumlah kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan.
Pada kesempatan tersebut, Megawati sempat mengimbau kepada kadernya yang pernah diusung PDI Perjuangan memikirkan ulang untuk maju melalui partai politik lain di Pilkada mana pun.
"Ada kader yang diiming-imingi untuk maju melalui partai lain. Sebelum menyetujui, harus dipikir dulu. Selama ini ada kader yang sudah dibesarkan PDIP, tapi maju dari partai lain, dan saya tidak perlu sebutkan namanya. Lantas, apakah itu etis? Kalau menurut saya ya tidak," kata Megawati di sela sambutannya.