REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kantor Satuan Pengamanan Universitas Sumatera Utara (USU) diduduki puluhan mahasiswa, Jumat (20/10). Kedatangan mereka untuk meminta pertanggungjawaban atas penganiayaan rekan mereka, Nuel Silaban, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Kamis (19/10) malam.
Massa mulai menduduki kantor Satpam USU sejak Kamis (19/10) malam. Aksi mereka ini dilakukan sejak sejumlah saksi melihat beberapa satpam dan oknum yang tidak dikenal masuk ke dalam kampus FIB USU. Mereka inilah yang diduga merupakan pelaku penganiayaan terhadap Nuel.
"Saya datang ke kampus, di depan sudah ramai satpam, saya langsung ke belakang. Saya sempat mencari Nuel. Di situ Nuel sudah dikeroyok," kata Wakil Gubernur Pemerintahan Mahasiswa FIB USU, Zeco Pardede, Jumat (20/10).
Menurut kesaksian mahasiswa semester tujuh ini, Nuel dihajar para pelaku dengan menggunakan benda keras. Beberapa di antaranya, yakni bangku besi, kayu dan gitar.
"Dia sempat diseret-seret, katanya sempat ada yang bawa klewang juga," ujar Zeco.
Tidak diketahui kemana Nuel dibawa oleh para pelaku malam itu. Massa yang mendengar adanya dugaan penganiayaan terhadap rekan mereka langsung menggeruduk kantor Satpam. Mereka juga melakukan unjuk rasa di sana. Hingga sore ini, massa masih menduduki kantor satpam.
Sementara Nuel yang diduga dianiaya, dikabarkan masih dalam keadaan kritis. Saat ini, dia sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Columbia Asia, Medan.