REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rafani Achyar menilai sosok Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa memenuhi kriteria dan layak menjadi kandidat calon gubernur di Pilkada Jabar 2018.
"Sosok atau figur Pak Iwa sebagai Sekda Jabar memenuhi, mendekati kriteria yang ditetapkan MUI dengan persyaratan yang begitu ketat, kami objektif saja. Penilaian MUI pada sosok Pal Iwa muncul dari objektivitas kami atas kiprah yang bersangkutan selama mengabdi di Kota Cimahi dan Pemprov Jabar," kata Rafani Achyar di Bandung, Jumat (20/10).
Ia mengatakan MUI Jawa Barat telah menetapkan bahwa karena memilih pemimpin itu perintah agama, syarat-syarat yang harus dimiliki calon pemimpin adalah Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fatonah.
"Karena ini masih abstrak, kami menerjemahkan lebih konkret bahwa sosok tersebut harus profesional, memiliki pengalaman memadai di pemerintahan. Bukan hanya pengalaman memangku jabatan, tapi juga memecahkan masalah krisis keuangan hingga hukum," kata dia.
Menurut dia selain itu figur yang bersangkutan harus memiliki visi untuk membangun Jawa Barat, dan mengetahui anatomi Jabar yang memiliki permasalahan yang kompleks. Ia juga menilai pemimpin yang memahami anatomi pemerintahan akan bisa memecahkan permasalahan pembangunan di provinsi ini.
"Kami lihat Pak Sekda ini pengalamannya mumpuni. Ada yang menarik, ketika dia jadi Kepala Dinas Pendapatan di Cimahi dari pendapatan Rp 20 miliar menjadi Rp 100 miliar, itu track record yang bagus," ujar dia.
Sosok Iwa Karniwa, lanjutnya, merupakan repesentasi dari MUI mengingat mantan Asisten Administrasi Setda Jabar tersebut kini duduk sebagai Wakil Ketua Pembina MUI Jabar. Walaupun sudah mendaftar ke PDIP dan belum mendapatkan kepastian apakah akan direkomendasikan di Pilkada Jabar, pihaknya menilai majunya Iwa sudah tepat.
"Kalau Pak Iwa diundang oleh MUI Jabar kemarin menjadi pemateri tentang Pilgub Jabar 2018 juga bukan semata-mata sia Sekda, karena dia Wakil Ketua Pembina MUI Jabar, artinya dia kader MUI juga," kata dia.
Pihaknya juga tidak memungkiri figur-figur yang bermunculan di Pilkada Jabar 2018 beragam dari politisi, kepala daerah, hingga artis. Akan tetapi Rafani menilai masyarakat bisa menilai dengan objektif mengingat soal pengalaman tak hanya terkait jabatan namun kemampuan memecahkan masalah.
"Di dalam proses pemilihan ini berseliweran fitnah, ujaran kebencian, supaya masyarakat tidak salah pilih, harus memilih dengan hati," kata dia.