Jumat 20 Oct 2017 01:43 WIB

Tim Dokter Pantau Kesehatan Kembar Siam Fahira-Sahira

Bayi mengenggam jari Ibunya (Ilustrasi)
Foto: Youtube
Bayi mengenggam jari Ibunya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tim dokter ahli dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan, Sumatra Utara, masih melakukan pemantauan ekstra ketat terhadap kondisi kesehatan pascaoperasi bayi kembar siam dempet perut, Fahira-Sahira.

Humas RSUP H Adam Malik, Masahadat Ginting di Medan, Kamis, mengatakan bayi kembar siam tersebut memasuki fase 4x24 jam dan terakhirnya Jumat (20/10). Mudah-mudahan, menurut dia, kondisi kesehatan bayi siam tersebut dapat bertahan lebih baik lagi dan tidak mengalami kendala.

"Kami tetap melakukan komunikasi dengan tim dokter yang merawat Fahira-Sahira melalui whatsApp (WA) untuk mengetahui perkembangan kesehatan bayi siam tersebut," ujar Masahadat.

Ia menyebutkan, operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut ditangani tim dokter ahli RSUP Adam Malik diketuai oleh Prof Guslihan Dasa Tjipta SpA (K), sekretaris tim dokter dr Rizky Adriansyah SpA (K), dr Erjan Fikri SpBA dan dokter lainnya.

"Bayi kembar siam itu sempat dirawat lebih kurang selama enam bulan di ruangan VIP RSUP Adam Malik," kata juru bicara Humas RSUP Adam Malik.

Sebelumnya, Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam dr Rizky Adriansyah SpA (K) menjelaskan, operasi pemisahan bayi kembar siam Sahira dan Fahira itu dilakukan Senin (16/10) pukul 08.30 WIB hingga pukul 18.45 WIB.

Selain melakukan operasi pemisahan, menurut dia, pihaknya juga mengoperasi terhadap jantung bocor yang dialami Sahira. "Tim dokter telah menutup daerah jantung bocor tersebut," katanya. Sedangkan Fahira pada pukul 17.30 WIB sudah selesai menjalani operasi, namun belum lewati 24 jam pertama.

Tim dokter melakukan operasi tanpa menggunakan tisue expander atau memasukkan jaringan di bawah kulit milik kedua bayi yang dijadikan sebagai kulit cadangan perut setelah operasi. Tim dokter hanya memanfaatkan dan memaksimalkan kulit yang ada. "Operasi kembar siam itu, ditangani 50 dokter ahli yang membantu proses pemisahan tersebut," kata Rizky.

Bayi Sahira dan Fahira berasal dari Kisaran, Provinsi Sumatera Utara, berusia 6,5 bulan dan memiliki bobot total 9,4 kilogram. Fahira memiliki bobot 5,5 kilogram, sedangkan Sahira lebih ringan, yakni 3,9 kilogram.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement