REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi menyatakan sebanyak sebelas situs bebatuan peninggalan budaya megalitikum di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, Provinsi Jambi, dirawat untuk memberi identitas sejumlah situs tersebut.
"Situs megalitikum di Kerinci dan Sungaipenuh sudah ada juru peliharanya atau istilahnya itu kuncen, tugas mereka di antaranya menjaga situs dan mengawasi ketertiban bangunan situs," kata Kepala Unit Pemeliharaan pada BPCB Jambi Novie Heri Putranto di Jambi, Kamis (19/10).
Situs bebatuan besar peninggalan budaya megalitikum (salah satu babak zaman prasejarah) itu di antaranya 10 situs tersebar di wilayah Kabupaten Kerinci dan satu situs berada di wilayah adminsitrasi Kota Sungaipenuh. "Rata-rata keberadaan situs bebatuan tersebut berada di kawasan perbukitan, dan memang cukup unik di daerah itu (Kerinci) karena banyak temuan situs peninggalan megalitikum," katanya menjelaskan.
Situs bebatuan megalitikum di daerah itu diantaranya, seperti Batu Meriam, Batu Berrelief, Batu Silindrik (batu patah), Batu Silindrik Berrelief, Dolem (batu rajo), Batu Silindrik dan Umpak dan Batu Situs Tanjung Batu
Sementara itu Bupati Kerinci Adirozal pernah menuliskan, bahwasanya kondisi menhir (batu tunggal) alam Kerinci terlihat adanya penyimpangan dari tradisi megalitik yang terdapat di Indonesia, kemungkinan ini bersifat lokal meski berasal dari satu rumpun bangsa yang sama. Batu silindrik di Kerinci ada yang memiliki releif dan ada yang polos tidak memiliki relief.
Batu silindrik yang ditemukan di alam Kerinci yang bernilai arkeologis, dengan relief manusia kang kang, matahari, lingkaran, sulur, garis-garis simetris, garis tanda berbentuk oval, dan manusia berwujud raksasa. Secara kronologis berasal dari 10.000 tahun SM, temuan serupa juga terdapat 1 buah di negara India.
Ukuran batu silindrik bervariasi, seperti Batu Patah di Desa Muak memiliki panjang 4,20 meter, lebar 1 meter dan Tinggi 1,17 meter. Kemudian sebuah monolit berukuran tinggi 35 sentimeter dengan diameter 66 sentimeter motif relief pada monolit adalah gambar gajah, kerbau, kuda, anjing dan manusia bermahkota, tulis Bupati Kerinci Adirozal pada portal Antarajambi.com 8 Oktober 2015 lalu.