REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Nelayan di Kabupaten Cilacap kembali mendapatkan bantuan konverter kit atau alat konversi mesin kapal dari yang semula menggunakan bahan bakar minyak menjadi menggunakan bahan bakar gas. Kepala Dinas Perikanan Cilacap Sujito mengatakan pada tahun lalu, nelayan Cilacap sudah mendapat bantuan itu. Tahun ini dilanjutkan lag.
Pada tahun lalu, kata Sujito, bantuan konverter kit yang diberikan pada nelayan Cilacap hanya berjumlah sekitar 902 unit. Jumlah tersebut, masih jauh dari mencukupi karena jumlah nelayan di Cilacap yang menggunakan mesin tempel berbobot 2-3 GT mencapai sekitar 10 ribu nelayan.
''Untuk itu, pada tahun 2017 ini, pemerintah kembali memberikan bantuan konverter kit sebanyak 2005 unit. Saat ini, bantuan tersebut sudah mulai kami distribusikan,'' katanya, Kamis (19/10).
Namun karena jumlahnya masih belum memenuhi kebutuhan seluruh nelayan, maka bantuan tersebut harus dibagi secara proporsional per kecamatan. Antara lain, untuk nelayan di Kecamatan Cilacap Selatan mendapat alokasi konverter kit sebanyak 308 unit, nelayan di Cilacap Tengah mendapat 451 unit, nelayan di Kawunganten mendapat 122 unit, Cilacap Utara 157 unit, Kampung Laut 561 unit, Bantarsari 100 unit, Patimuan mendapat 182 unit, Kedungreja 94 unit dan nelayan di Kecamatan Sidareja mendapat 30 unit.
Sujito juga menyebutkan, dengan menggunakan konverter kit yang mengubah bahan bakar mesin dari BBM menjadi bahan bakar gas, maka biaya operasional nelayan untuk mencari ikan di laut dapat menjadi lebih rendah. Bila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium, penghematannnya bisa mencapai lebih dari 50 persen.
''Dengan menggunakan BBG berupa tabung gas 3 kg, nelayan yang telah menggunakan konverter kit akan setara dengan menggunakan bahan bakar premium sebanyak 8 liter. Dari harganya saja bisa diketahui, menggunakan BBG akan jauh lebih hemat,'' jelasnya.
Untuk itu, tambah Sujito, dengan menggunakan satu tabung gas 3 kg, nelayan dengan perahu berbobot 2-3 GT, sudah bisa melaut untuk kebutuhan mencari ikan selama sehari. Kalau jarak tempuhnya agak jauh, mungkin harus membawa dua tabung sebagai cadangan bila gasnya habis,'' katanya.
Ketua Kelompok Nelayan Windu Langgeng Desa Ujungmanik Kecamatan Kawunganten, Muhaji Tumin, mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan ini. ''Dengan menggunakan konverter kit, biaya operasional nelayan bisa ditekan. Yang penting, jangan sampai pasokan elpiji 3 kg terjadi kelangkaan,'' katanya.
Advertisement