REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Blang Bintang, menyebukan, sebanyak 10 titik panas muncul di wilayah tersebut. "Sore ini, terdeteksi oleh satelit ada 10 hotspot (titik panas) di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang, Zakaria di Aceh Besar, Rabu (18/10).
Ia menjelaskan, ke-10 titik panas tersebut terpantau berada pada enam kabupaten di provinsi yang terletak di bagian paling ujung Utara dari Pulau Sumatera. Dari total titik panas itu, dia merinci, sebanyak tiga titik berada di Bener Meriah dengan lokasi penyebaran di dua kecamatan.
Yakni di kabupaten penghasil kopi terbaik jenis arabika, maupun robusta di Kecamatan Syiah Utama dua titik, dan Kecamatan Pintu Rimagayo satu titik.
Lalu di Gayo Lues dan Nagan Raya sama-sama menyumbang dua titik panas di tiga kecamatan yaitu Tripe Jaya dua titik, dan Beutong serta Darul Makmur masing-masing satu titik. Sisanya, lanjutnya, tiga titik panas lagi tersebar di tiga kabupaten yakni wilayah Aceh Selatan, Aceh Barat, dan Aceh Besar.
"Kecamatan Bakongan di Aceh Selatan, Arongan Lambaek untuk Aceh Barat, dan Seulimun di Aceh Besar," katanya.
Zakaria menerangkan mayoritas titik panas memiliki tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan di atas angka 61 persen hingga 87 persen.
Deputi Bidang Meteorogi BMKG Yunus S Swarinoto telah mengingatkan, wilayah di Aceh perlu mewaspadai kemunculan titik panas akibat meningkatnya intensitas cuaca kering. BMKG Aceh sudah mengungkapkan, titik panas sangat memungkinkan terjadi. Karena beberapa kabupaten, terutama bagian Barat-Selatan di Aceh adalah daerah non zoom atau tidak kenal musim.
"Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," paparnya.