Rabu 18 Oct 2017 15:26 WIB

Pemprov Sebut Prospek Ternak di Lampung Cerah

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Hewan-hewan ternak (ilustrasi)
Foto: Kementan
Hewan-hewan ternak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan prospek sektor peternakan di Lampung ke depan cerah. Hal tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung naiknya nilai tukar petani (NTP) di subsektor peternakan mencapai 116,42.

"Berdasarkan data BPS, kondisi perekonomian Lampung pada September cukup baik. NTP Lampung September 2017 naik 0,50 persen setiap sektor termasuk peternakan. Artinya subsektor peternakan memiliki prospek cerah," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Sutono di Bandar Lampung, Rabu (18/10).

Selain naiknya NTP di peternakan, ia menyebutkan kenaikan juga terjadi pada populasi sapi potong. Tercatat pada 2016, kenaikan populasi sapi potong dari 598.740 sapi pada 2015 naik menjadi 665.244 sapi pada 2016. Khusus ternak kambing, terjadi peningkatan populasi pada tahun 2016 menjadi 1.326.103 kambing dari tahun sebelumnya sebanyak 1.252.402 kambing.

Di wilayah Lampung, terdapat 12 perusahaan penggemukan sapi potong dengan kapasitas kandang 117.700 individu. Untuk itu, ia mengatakan gubernur ingin menjadikan Lampung sebagai Lumbung Ternak Nasional dengan didorong gerakan di daerah. "Lampung merupakan salah satu provinsi penyuplai ternak sapi untuk Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Jawa Barat, hingga Aceh," ujar mantan kepada Dinas Kehutanan tersebut.

Produk peternakan Lampung, Sutono mengatakan, meraih pengakuan dan penghargaan tingkat nasional. Antara lain Penghargaan Budhipura atau Inovasi di bidang peternakan yaitu Ayam Probiotik (herbal) yang dikembangkan di Kota Metro dan pengembangan pembibitan dan budi daya Kambing Saburai di Kabupaten Tanggamus.

Baru-baru ini juga penghargaan diberikan oleh Presiden Jokowi yakni Anugerah Bakti Peternakan tingkat nasional melalui kelembagaan usaha peternakan yang diperoleh Kelompok Rukun Sentosa dari Kabupaten Pringsewu dan Petugas Inseminasi Buatan (IB) dari Lampung Selatan.

Sutono menyatakan berbagai program terkait peningkatan populasi, produksi mutu ternak, dan efisiensi usaha tani, dilakukan dengan pengembangan inovasi dan introduksi teknologi peternakan. Di sisi lain, bahwa jaminan keamanan dan keberlangsungan usaha peternakan rakyat pun penting dicarikan solusinya agar tujuan utama untuk mensejahterakan peternak dapat tercapai.

Sampai kini, tercatat ada 3.961 ternak sapi di Lampung dari 190.889 total populasi betina produktif berdasarkan target akseptor Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) di Lampung, mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi. "Ini berarti baru 2,09 persen yang kepemilikan ternaknya terlindungi. Artinya masih ada 97,91 persen yang perlu perhatian serius dari semua pemangku kepentinga," ujarnya.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syamsul Ma'arif mengatakan, program Upaya Khusus Siwabdi Lampung mencapai 89 persen. Program tersebut, akan dicoba selama tiga tahun. Tujuan program tersebut, untuk kemandirian pangan negeri ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement