REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) seluruh dunia. Sebanyak 58 negara yang tergabung dalam International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) berkumpul membahas penanganan korban bencana perkotaan.
"Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) berkomitmen menjadi terdepan dalam penanganan musibah dan bencana alam untuk menyelamatkan jiwa manusia dan meminimalkan risiko," kata Direktur Operasi SAR Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Ivan Ahmad Rizki Titus di Kuta, Rabu (18/10).
Basarnas mempunyai visi menyelesaikan menyukseskan operasi SAR yang efisien dan kredibel, dengan misi menjalankan operasi SAR yang efektif dan aman. Ivan mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan operasional tim Urban SAR (USAR) seluruh dunia untuk bencana berskala internasional. Forum diskusi ini juga menanggapi isu-isu teknis, praktik, pelatihan terbaik, berdasarkan materi pelatihan USAR.
Head of Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia, Oliver Lacey Hall mengatakan INSARAG dibentuk sejak 1991. Ini adalah jaringan global dengan anggota lebih dari 91 negara dan organisasi di bawah payung PBB. "INSARAG bertugas menyediakan pedoman, standar, dan metodologi terhadap penanganan bencana skala masif, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk dan berpotensi menimbulkan korban dalam jumlah besar," katanya.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam kegiatan ini, kata Hall terwujudnya koordinasi antartim USAR di dunia dalam memberi bantuan SAR ke negara-negara yang terkena bencana skala besar. INSARAG juga memastikan kebijakan dan pedoman baku untuk tim USAR dalam lingkup nasional dan internasional terwujudkan.