REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, pada ahun 2019 Jatim akan mengalami bonus demografi, dengan jumlah usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 69,60 persen. Maka dari itu, menurut Gubernur, pengembangan SDM terutama pendidikan vokasi untuk mencetak tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan.
"Bila tidak, jumlah pengangguran akan semakin meningkat," kata Pria yang akrab disapa Pakde Karwo, Rabu (18/10).
Mengantisipasi permasalahan tersebut, Pakde Karwo menyatakan akan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk menyokong beberapa SMK. Politikus Partai Demokrat itu juga akan menyiapkan pelatihan dan kurikulum berbasis industri bagi para siswa.
Pakde Karwo menjelaskan, tenaga kerja baru di Jatim pada 2018 nanti diperkirakan berjumlah 326.629 orang. Bila tidak disiapkan dari sekarang, maka tenaga kerja baru tidak terdidik atau unskilled bisa menjadi pengangguran.
Pria lulusan Univeraitas Airlangga itu mengungkapkan, dari 1.663 SMK swasta di Jatim, 1.294 di antaranya belum bersertifikat. Maka, keberadaan PTN diharapkan mampu mengampu dan memberi pelatihan bagi guru-guru SMK sehingga standar lulusannya naik menjadi standar internasional.
Pakde Karwo mencontohkan, kerja sama dengan PTN yang bisa dilakukan seperti bidang kesehatan dengan Universitas Airlangga Surabaya. Bisa pula menjalin kerja sama untuk pelatihan kerja di balai latihan kerja (BLK) milik Unesa.
"Di bidang kesehatan misalnya, bidan bisa belajar sesuatu yang unik seperti akupuntur. Yang unik seperti ini bisa dikembangkan pada tataran internasional, ujar Pakde Karwo.
Ia menambahkan Pemprov Jatim juga terus mengembangkan pendidikan program vokasi yang memiliki konsep link and match antara pelaku industri dengan SMK. Dengan konsep ini, pelajar SMK bisa memiliki akses untuk belajar langsung di perusahaan-perusahaan tersebut.
Program ini telah berjalan seperti program magang siswa SMK di beberapa minimarket serta pelatihan guru SMK bidang kelistrikan yang bekerjasama dengan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Ada pula, kerja sama dengan PT Samsung melalui Samsung Tech Institute yang membuka kelas Samsung di 20 SMK di Jatim.
Kerja sama peningkatan kualitas SDM ini dianggapnya penting sebagai bagian dari upaya menaikkan pendapatan per kapita masyarakat Jatim. Dimana, saat ini pendapatan per kapita Jatim sekitar 3.570 dolar Amerika Serikat.
Selain itu, lanjut Soekarwo, upaya ini dilakukan agar Jatim tidak terjebak dalam situasi dimana masyarakatnya berpendapatan menengah. Oleh karena itu, industri yang memberikan nilai tambah tinggi harus didukung dengan kualitas SDM yang baik.
Ketua Paguyuban Rektor se-Jawa Timur, Moh Hasan pun berpendapat yang sama. Menurutnya, pemerintah daerah dan perguruan tinggi perlu sinergi untuk membangun daerah terutama soal pendidikan sebagai bagian dari program pembangunan berkelanjutan.