REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih menjadi cara yang paling efektif guna mengantisipasi ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Seiring kian meningkatnya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Semarang, warga yang ada di daerah ini diimbau untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), di lingkungannya.
“Gerakan PSN kalau sudah membudaya jauh lebih efektif untuk mencegah wabah penyakit DBD daripada upaya fogging,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Senarang, Ani Raharjo, Ahad (15/10).
Ia mengatakan, fogging sebenarnya hanya mematikan nyamuk dewasa dan tidak efektif untuk membunuh jentik- jentik dan telur nyamuk. Berbeda dengan PSN yang akan mampu memberantas telur, jentik- jentik hingga nyamuk dewasa.
Namun paradigma yang terjadi di masyarakat saat ini fogging masih dianggap sebagai solusi saat kasus DBD ditemukan di lingkungan mereka. “Bahkan baru kasus demam dengue (belum DBD) saja, warga sudah meminta dilakukan fogging,” katanya.
Padahal, masih jelas Ani, penanganan wabah DBD dengan fogging ini justru membuat jentik nyamuk menjadi lebih kebal. Artinya jentik ini masih akan bisa bertahan untuk menjadi nyamuk dewasa yang akhirnya bisa menyebarkan penyakit ini.
Selain PSN, warga juga penting mengefektifkan juru pemantau jentik (jumantik) di lingkungan masing- masing. Optimalkan kembali fungsi jumantik, lakukan pembersihan sampah-sampah yang berpotensi menjadi tempat bersarang dan berkembangbiaknya nyamuk.
Lakukan pembersihan sesegera mungkin jika ditemukan jentik-jentik nyamuk dan jangan biarkan air menggenang. “Seperti botol-botol bekas, kaleng dan sampah yang gampang teriais air hujan lebih baik ditimbun di dalam tanah,” katanya
Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Dadi Darmadi menambahkan, kasus DBD di Kabupaten Semarang terus diwasadai. Dua dari Sembilan kecamatan yang ada di daerah ini merupakan endemik penyakit DBD dan selalu menyumbang kasus DBD tertinggi di antara kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Bergas.
Pada tahun 2016 lalu, kasus DBD di wilayah Kabupaten Semarang total mencapai 993 kasus. Dari jumlah ini sebanyak tujuh orang penderita nyawanya tidak tertolong.
Sementara berdasarkan laporan dari tiap-tiap Puskesmas yang ada di kabupaten Semarang, sampai dengan bulan Oktober ini sudah dtemukan sebanyak 173 kasus DBD dengan satu korban meninggal dunia.
Ia pun meyakini, angka penyakit DBD di Kabupaten Semarang akan menurun pada tahun ini. “Kuncinya, selama masuk musim penghujan warga tetap menjaga kebersihan lingkungan dan membudayakan gerakan PSN,” kata Dadi.