Ahad 15 Oct 2017 17:15 WIB

Batik Banyumas Terpampang di Kantor WHO

Rep: neni ridarineni/ Red: Joko Sadewo
Batik motif virus influenza khusus dibuat dalam.rangka peringatan 67  tahun Global Influenza Surveilans dan Response yang terpampang di kantor WHO, di.Jenewa, kata  senior advisor r WHO SEARO Tjandra Yoga Aditama di Jenewa  pada Republika lewat Whattsap Ahad  (15/10)
Foto: republika/neni ridarineni
Batik motif virus influenza khusus dibuat dalam.rangka peringatan 67 tahun Global Influenza Surveilans dan Response yang terpampang di kantor WHO, di.Jenewa, kata senior advisor r WHO SEARO Tjandra Yoga Aditama di Jenewa pada Republika lewat Whattsap Ahad (15/10)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Batik Banyumas Indonesia dengan motif virus Influenza terpampang di kantor World Health Organization (WHO), Jenewa Swiss. Ini sengaja khusus dibuat dengan gambar virus influenza.

"Batik tersebut sengaja dibuat dalam rangka peringatan 67 tahun Global Influenza Surveilans dan Response (GISRS), dan cukup banyak peminatnya," kata Senior Advisor WHO SEARO Tjandra Yoga Aditama pada Republika, Ahad (15/10).

Ia mengatakan Indonesia memelopori Pandemic Influenza Preparedness (PIP) dgn diskusi panjang 2007-2011, yang mengubah konsep GISRS - WHO. "Batik di WHO ini akan saya upayakan masuk dalam publikasi WHO South East Asia Regional Office (SEARO) tempat saya bekerja sekarang," ujarnya.

Menurutnya, baru pertama kali keindahan dan kreatifitas batik secara resmi dibuat khusus untuk WHO sebagai badan dunia (bagian PBB) di bidang kesehatan. Dikatakan Tjandra, budaya batik kini juga jadi duta kesehatan internasional, selain duta wisata dan juga duta bangsa.

"Semoga batik (dan kekayaan budaya Indonesia) akan makin mendunia, dan semoga derajat kesehatan masyarakat Indonesia juga terus meningkat," kata mantan kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitnangkes) Kemenkes ini.

Di bagian lain Tjandra mengatakan pada waktu ia masih menjadi DirJen P2PL(Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan), Kemenkes juga pernah membuat batik motif nyamuk serta ada juga yg cacing. Sekarang ada pula batik yang bermotif Basil Tahan Asam (BTA), kuman penyebab Tuberkulosis.

"Sejak dulu saya sudah galakkan keluarga besar P2PL dan Balitbangkes untuk membuat batik berbagai motif,"tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement