Sabtu 14 Oct 2017 14:03 WIB

PVMBG Kembali Deteksi Aktivitas Penggembungan Gunung Agung

Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana memasang sirine untuk perigatan dini bencana Gunung Agung di Komando Distrik Militer 1623 Abang, Karangasem, Bali, Jumat (29/9). BNPB memasang sirine peringatan dini bencana di lima titik kawasan rawan bencana apabila Gunung Agung meletus.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana memasang sirine untuk perigatan dini bencana Gunung Agung di Komando Distrik Militer 1623 Abang, Karangasem, Bali, Jumat (29/9). BNPB memasang sirine peringatan dini bencana di lima titik kawasan rawan bencana apabila Gunung Agung meletus.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mendeteksi aktivitas penggembungan (deformasi) Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali. Hingga hari ini, Gunung Agung masih berstatus awas. "Masih ada tren deformasi sesuai hasil pengamatan pada dua hari terakhir," kata Kepala PVMBG Kementerian ESDM Kasbani di Pos Pengamatan Gunungapi Agung Desa Rendang, Karangasem, Sabtu (14/10).

Penggembungan (defomasi) disebabkan masih tingginya aktivitas Gunung Agung. Asap yang ke luar dari kawah menunjukkan aktivitas magma yang terus mendesak ke permukaan. "Kita dapat amati bersama secara visual masih ada hembusan asap kawah hingga 50-100 meter, selain memang dari data bahwa aktivitas deformasi tetap ada," terang dia.

Terkait rekahan di daerah kawah, kata Kasbani, belum mengalami perubahan signifikan, yakni masih berkisar sekitar 80-100 meter sesuai hasil citra satelit hingga (12/10). Ia juga menjelaskan bahwa terkait aktivitas kegempaan yakni vulkanis dan tektonis masih tergolong tinggi dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

"Gempanya masih sangat fluktuatif dalam level tinggi. Hal itu memberikan informasi bahwa aktivitas gunung belum akan turun," kata dia. Selain itu, terkait munculnya gempa tremor non-harmonis hendaknya tidak terlalu ditanggapi berlebih karena merupakan gempa tak menerus, belum mengarah ke tremor menerus (harmonis).

Sementara itu, PVMBG mencatat aktivitas kegempaan pada (14/10) Pukul 06.00-12.00 Wita menunjukkan gempa vulkanis dangkal terjadi sebanyak 72 kali, vulkanis dalam sebanyak 207 kali, tektonis lokal 19 kali, dan satu kali gempa terasa.

PVMBG tetap mengimbau warga dan para wisatawan tetap berada di zona aman dan menghindari wilayah sekitar Gunung Agung yang masuk dalam zona merah. Masyarakat, pendaki dan pengunjung atau wisatawan agar tidak berada dan atau tidak melakukan pendakian serta aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius sembilan kilometer dari kawah puncak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement