Sabtu 14 Oct 2017 06:14 WIB

Presiden: Siapapun Gubernurnya, Jakarta Harus Punya MRT

 Pekerja menggarap proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Fatmawati, Kebayoran Baru, jakarta Selatan, Kamis (28/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja menggarap proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Fatmawati, Kebayoran Baru, jakarta Selatan, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALANAMU — Presiden Joko Widodo berpesan agar siapapun gubernur yang memimpin Jakarta, ibu kota harus memiliki transportasi massal, salah satunya mass rapid transportation (MRT) yang saat ini sedang dibangun.

"Siapapun gubernurnya, transportasi massal harus dipunyai Ibu Kota Jakarta, karena selain penduduknya sudah padat, sekitar 30-an juta (orang), yang kedua kita butuh alternatif angkutan massa," kata Presiden Joko Widodo di dekat pintu tol Kualanamu, kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat (13/10).

Angkutan massa tersebut seperti bus, taksi, MRT, LRT (light rapid transportation), agar masyarakat semakin memiliki pilihan angkutan umum massal. Presiden Joko Widodo pada Jumat kemarin meresmikan dua jalan tol di Sumatera Utara yaitu tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi untuk ruas Kualanamu-Sei Rampah sepanjang sekitar 42 kilometer dan tol Medan-Binjai untuk ruas Helvatia-Semayang-Binjai sepanjang 10,46 kilometer.

Dalam sambutannya, Presiden mengakui pembangunan MRT di Jakarta terlambat sekitar 20 tahun. "Kalau pembebasan lahan sudah mulai 20-25 tahun yang lalu, maka harga tanah masih Rp5-10 juta. Sekarang harga tanah sudah Rp90-200 juta per meter persegi karena kita terlambat membangun," kata Presiden.

Kerugian lainnya karena keterlambatan pembangunan MRT adalah kemacetan di Jakarta. "Kemacetan di Jakarta dan sekitarnya menyebabkan setahun hilang Rp 28 triliun karena macet. Kalau uang itu dipakai untuk membangun, bisa berlipat-lipat (manfaatnya)," tambah Presiden.

Untuk setiap proyek infrakstruktur, ia mendorong percepatan pengerjaan proyek teresbut. "Ini pentingnya saya dorong di lapangan ada masalah apa, saya ikuti karena saya ingin semuanya bisa cepat diselesaikan. Tol Kuala Tanjung diharapkan segera selesai kemudian kawasan industri di Semangke, ada tol belum selesai. Untuk kawasan khusus pariwisata di Toba dan sekitarnya juga terus kita garap," kata Presiden.

Hingga akhir September 2017, pembangunan konstruksi sipil fase I MRT Jakarta telah mencapai 80,15 persen. Konstruksi fisik jalur bawah tanah itu menyambungkan bundaran Patung Pemuda hingga Bundaran HI sebesar 90,22 persen dan konstruksi jalur layang dari Lebak Bulus hingga patung Pemuda sebesar 70,16 persen.

Untuk fase 1 membutuhkan rel sekitar 3.585 batang dengan panjang per batang 20-25 meter. Selanjutnya untuk fase 2 rute Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,3 kilometer meliputi 8 stasiun yaitu Bundaran HI, Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.

Jakarta akan punya gubernur baru pada Senin (14/10). Jokowi akan melantik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang memenangi Pilkada DKI 2017, sebagai gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode 2017-2022. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement