Kamis 12 Oct 2017 10:43 WIB

BPBD Garut Terkendala Jumlah Personel

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Warga Kampung Sawah Peuteuy, Kabupaten Garut, bergotong royong membersihkan tumpukan tanah akibat bencana longsor pada Ahad (8/5).
Foto: Antara/Feri Purnama
Warga Kampung Sawah Peuteuy, Kabupaten Garut, bergotong royong membersihkan tumpukan tanah akibat bencana longsor pada Ahad (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mengakui meningkatnya intensitas bencana seiring memasuki musim hujan. Tetapi upaya penanganan bencana terkendala jumlah personel.

Kepada Pelaksana BPBD Garut Dadi Djakaria menilai datangnya musim hujan membuat lembaganya siaga menerima informasi adanya bencana dari masyarakat. Apalagi bencana seperti banjir dan longsor acap terjadi di musim hujan.

"Kami siap melaksanakan apa yang diperintahkan Pak Bupati untuk siaga sekarang, apalagi saat ini dalam cuaca yang ekstrem," katanya pada wartawan, Kamis (11/10).

Sayangnya respon cepat tanggap yang diharapkan masyarakat sulit terwujud. Menurutnya keterbatasan sumber daya manusia menjadi tantangan BPBD dalam menanggulangi bencana.

"PNS atau ASN kami hanya 28 orang, dan sisanya dibantu non-PNS. Sehingga kami kesulitan dan tidak bisa disiagakan di seluruh titik bencana. Beruntung ada saja relawan dari mana-mana," ujarnya.

Diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat hingga akhir tahun lalu, dari total 494 kabupaten dan kota se-Indonesia terdapat tiga wilayah di Jawa Barat mempunyai ancaman bencana paling tinggi. Posisi pertama ditempati kabupaten Garut, disusul Sukabumi dan Tasikmalaya.

Beberapa titik yang sering terjadi bencana terutama banjir dan longsor yaitu di jalur Garut selatan seperti Jalan Raya Pameungpeuk-Garut, kemudian Bungbulang, Cisewu dan Talegong. Dampaknya longsor bisa menutup badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas yang menghubungkan Garut Kota dengan wilayah Garut selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement