Kamis 12 Oct 2017 10:01 WIB

Ketika 21 Remaja Merasakan Sehari Jadi Menteri PPPA

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Indira Rezkisari
Remaja asal Sumatra Utara Ayu Juwita (kedua kanan) memerankan sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambesi saat rapat pimpinan pada program
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Remaja asal Sumatra Utara Ayu Juwita (kedua kanan) memerankan sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambesi saat rapat pimpinan pada program "Sehari Jadi Menteri di Kantor Kementerian PPPA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemarin (11/10), sebanyak 21 anak dan kaum muda dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti acara "Sehari Jadi Menteri" di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yakni rapat pimpinan di Gedung Kementrian PPPA.

Mereka terpilih dari 1.800 anak yang diseleksi melibatkan Kementerian PPPA, UNICEF dan Aliasi Aksi. Sebelum menjalankan peran "Sehari Jadi Menteri", mereka telah mendapatkan pelatihan dasar kepemimpinan dari tanggal 7-9 Oktober di Leadership Camp. Selain belajar mengenai kepemimpinan, mereka dibekali dengan organisasi di KPPA dan isu-isu mengenai hak anak dan kesetaraan gender, terutama isu yang berkaitan dengan pencegahan perkawinan usia anak.

Dari rapat pimpinan tersebut dipilih Ayu Juwita Bustomi sebagai pengganti Menteri PPPA Yohana Susana Yembise. Dari rapat yang berjalan sekitar dua jam tersebut, menghasilkan sembilan rekomendasi yang secara simbolis diterima oleh Deputi Tumbuh Kembang Anak, Lenny Nurhayati Rosalin.

Renya RM Kabu Mau, salah satu peserta menyampaikan kebahagiaannya merasakan cara bekerja menteri. "Setelah rapat selesai kami lega meskipun waktu terbatas karena tidak dapat menyampaikan semua pendapat. Saya sangat senang memberi kesempatan dan mengenal dari berbagai provinsi di acara ini," kata perempuan asal Kupang NTT ini.

Acara yang digelar bertepatan dengan Hari Anak Perempuan Internasional ini dimaksudkan untuk menjadikan perempuan sebagai pemimpin. Para peserta berpartisipasi dalam setiap keputusan yang berdampak anak dan perempuan, terutama isu perkawinan usia anak.

Lenny sebagai perwakilan dari Kementrian PPPA mengatakan bahwa hasil rekomendasi tidak hanya berhenti setelah acara ini selesai. "Dalam peran anak anak ini berhasil berdiskusi dan memahami bekerja di kementerian secara cepat. Hasil rekomendasi menjadi catatan penting bagi kementerian dan lembaga terkait untuk merealisasikannya," katanya, saat konferensi pers di Kementerian PPPA.

Hasil dari rapat yang berlangsung sekitar dua jam tersebut menghasilkan sembilan rekomendasi dari setiap departemen kementerian. Hasil rekomendasi tersebut diterima oleh Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPPA Leny Nurhayati Rosalin.  "Nantinya hasil rekomendasi tersebut diberikan kepada masing-masing departemen untuk dikaji lebih lanjut," katanya.

Anak-anak berusia 15-19 tahun tersebut terpilih dari 1.500 anak dari hasil penyaringan oleh Plan Internasional Indonesia selaku penyelenggara. Diantara mereka, Ayu Juwita asal Sumatera Utara terpilih menjadi Menteri dan memimpin rapat. Anak-anak tersebut telah melakukan pelatihan selama tiga hari dari mulai pelatihan kepemimpinan hingga role player rapat pimpinan kementerian.

Dalam acara tersebut, para peserta memiliki peran masing-masing dalam kementerian dan membahas mengenai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Salah satunya adalah penghentian pernikahan usia anak dan edukasi awal menstruasi anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement