Selasa 10 Oct 2017 14:59 WIB

Katarak Masih Penyebab Utama Kebutaan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Winda Destiana Putri
Katarak
Foto: mentorhealthcare.com
Katarak

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Angka kebutaan di Indonesia terbilang cukup tinggi. Katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan tersebut terjadi.

Bahkan dari hasil survey cepat kesehatan mata (Rapid Assessment of avoidable blindness) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan direkomendasikan oleh WHO di 15 provinsi di Indonesia, sebagian besar (11 provinsi) angka kebutaannya dua persen ke atas. Namun DIY tidak masuk dalam survey tersebut.

"Angka kebutaan tertinggi di Jawa Timur yakni 4,5 persen dari seluruh populasi dan penyebab utama kebutaan sekitar 81,1 persen karena katarak," kata Spesialis Ophthamologi Masyarakat Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UGM Prof Suhardjo dalam jumpa pers Peringatan Hari Penglihatan Sedunia dengan tema Mata Sehat, Investasi Bangsa,di Ruang Kuliah Poliklinik Mata RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Selasa (10/10).

Survey tersebut dilakukan pada subyek berusia di atas 50 tahun. Selanjutnya angka kebutaan tertinggi kedua adalah Nusa Tenggara Barat sebanyak 4 persen dan penyebab utama katarak sebesar 78,1 persen, di Jawa Tengah angka kebutaan tertinggi kelima yakni 2,7 persen dan penyebab utama katarak sebesar 73,8 persen. Di Papua Barat angka kebutaan 2,3 persen dan hampir sebagian besar karena katarak yakni 95,5 persen.

Menurut Prof Hardjo , sapaan akrab Prof Suhardjo, intervensi untuk menurunkan angka kebutaan yang paling tepat salah satunya adalah peningkatan kuantitas operasi katarak dengan hasil operasi yang optimal. Untuk itu perlu adanya rekomendasi agar pemerintah menganggarkan dana khusus biaya operasi penderita tidak mampu, dilakukan sosialiasi berkala tentang buta katarak.

Karena masih ada anggapan masyarakat bahwa itu penyakit orang tua sehingga dibiarkan saja. Padahal buta katarak masih bisa dioperasi agar tidak menjadi beban keluarga. Untuk itu perlu kasus buta katarak dijaring secara aktif.

Sementara itu Reni Setyawati dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UGM mengatakan Peringatakan Hari Penglihatan Sedunia 2017 diperingati minggu kedua bulan Oktober, Kamis (12/10). Di Indonesia penyebab kebutaan di Indonesia setelah katarak adalah Retinopati Diabetik, glaucoma, kelainan refraksi dan degenerasi maluka terkait usia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement