Ahad 08 Oct 2017 21:12 WIB

Slamet Rahardjo, Pernah Bercita-cita Jadi Presiden

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Elba Damhuri
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Slamet Rahardjo saat menghadiri Temu Lintang Alumni SMPN 8 Yogyakarta angkatan 1960-2017 di Graha Sabha UGM , Ahad (8/10).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Slamet Rahardjo saat menghadiri Temu Lintang Alumni SMPN 8 Yogyakarta angkatan 1960-2017 di Graha Sabha UGM , Ahad (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktor kawakan Slamet Rahardjo dengan semangat membuka kenangannya semasa belajar di SMPN 8 Yogyakarta. Hal itu terjadi saat ia menghadiri reuni akbar SMPN 8 yang terdiri dari 57 angkatan di Yogyakarta, Ahad (8/10).

Slamet Rahardjo mengikuti reuni dari pagi hingga sore hari. Para alumni SMPN 8 dari berbagai angkatan secara bergantian mengajak foto bersama Slamet Rahardjo. Alumni SMPN 8 angkatan 1963 ini hadir bersama adiknya Eros Djarot yang juga alumni SMPN 8 dua tahun di bawahnya.

Ketika masih sekolah di SMPN 8, Slamet Rahardjo ingat betul Presiden Soekarno masih sekolah di SMPN 8 pernah berhenti di pertigaan jalan antara Jalan C Simanjuntak dan Jalan Soedirman (di sebelah barat SMPN 8).

"Waktu itu anak-anak SMPN 8 ditanya siapa yang ingin menjadi presiden ternyata anak-anak SMPN 8 mengangkat tangannya semua termasuk saya," kata Slamet di hadapan para almuni SMPN 8 di panggung Grha Sabha UGM.

Ketika mengatakan bercita-cita jadi Presiden, Slamet mengaku malah dibilangin goblok (bodoh). Kata bapak yang seorang tentara, pelajaran berhitung cuma dapat enam dan tujuh bagaimana bisa menjadi Presiden.

"Saya sedih sekali. Namun hati seorang ibu berbeda dan kesedihan saya bisa terobati. Karena ibu bilang, kalau kamu menjadi Presiden, nanti kamu harus dikawal dan ibu tidak bisa ketemu setiap saat. Saya bilang, besok bikin pintu sendiri," tutur Slamet sambil tersenyum.

Ia mengungkapkan dulu tidak mau sekolah kalau saku baju seragamnya tidak berjumlah empat buah seperti Presiden Soekarno. Kakak kandung yang sering membela adiknya saat diganggu temannya ini mengaku di masa SMP sulit mendapatkan nilai delapan karena nilainya selalu 5,6,7.

Berbeda halnya dengan adiknya Eros Djarot yang nama aslinya Sugeng Waluyo sulit mendapatkan nilai 8 karena nilainya selalu 9 dan 10. "Meskipun saya bodho ning dadi bintang (bodoh, tetapi menjadi bintang film)," kata Slamet sambil tertawa dan Eros Djarot pun ikut tertawa.

Ia mengaku apa yang disampaikan seorang guru di SMPN 8 kepadanya ternyata benar. Bahwa suatu saat Slamet Rahardjo akan dikenal karena suka melucu. Ternyata, ramalan itu benar. "Saya ingat sampai sekarang," kata aktor yang kerap dipanggil Memet semasa kecil itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement