Ahad 08 Oct 2017 08:25 WIB

Jabar Jalin Kerja Sama Berbagai Bidang dengan Sudan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat resmi menjalin kerja sama dengan negara bagian Khartoum, Sudan. Peresmian kerja sama ini ditandai dengan penandatangan MoU antara Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dengan Gubernur Khartoum Abdelrahim Mohamed Hussein Abdelkarim di Gedung Pakuan, Sabtu (7/10) malam.

Heryawan mengatakan MoU ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Letter of Intent pada kunjungannya Januari 2017 lalu ke Sudan. Kerja sama yang akan dijalin kedua belah pihak meliputi berbagai hal sebagai bagian kesepakatan Sister Province.

"MoU ditandatangani tanda kerja sama dalam bentuk sister province terjadi resmi antara Provinsi Jawa Barat dan negara bagian Khartoum. Kemudian kerja sama bisa dalam berbagai hal, ilmu dan teknologi, dalam pertanian, peternakan dalam kebudayaan, dan pariwisata," kata Heryawan usai penandatangan MoU dan galadinner di Gedung Pakuan.

Menurutnya banyak potensi sumber daya alam di Sudan yang bisa dikerjasamakan dengan Jawa Barat. Misalnya potensi ketahanan pangan dari hewan-hewan seperti sapi, kambing, domba yang melimpah di sana. Sehingga harga daging di Sudan terbilang murah. Menurutnya hal tersebut bisa dikerjasamakan dengan Jawa Barat sehingga harga daging di Jawa Barat juga bisa murah.

Selain itu, bidang pendidikan juga potensial dikerjasamakan. Pertukaran pelajar dan pemberian beasiswa yang selama ini dijalin bisa semakin ditingkatkan. "Banyak mahasiswa kita juga dapat beasiswa dari Sudan. Khususnya belajar ilmu-ilmu syariah. Ada seribuan. Kita juga ada beasiswa dari negara kita untuk mahasiswa dari Sudan meskipun lebih banyak Sudan yang memberi daripada kita," ujarnya.

Sementara Khartoum, pria yang akrab disapa Aher ini mengatakan membutuhkan kerja sama di bidang industri. Mulai dari bisnis furniture yang sangat digemari hingga pelatihan pelaku industri yang tengah berkembang di sana.

"Kemudian yang dibutuhkan Sudan itu pelatihan-pelatihan. Karena di sana industri kecil menengah sedang berkembang sehingga membutuhkan pelatihan-pelatihan. Dari kita bisa melatih di sana, kita juga bisa mendapat bahan baku di sana," tuturnya.

Aher mengatakan MoU sister province ini akan menjadi landasan berbagai kerja sama yang akan dijalin. Dia mengatakan, kedua belah pihak akan membentuk tim yang merumuskan potensi kerjasama yang bisa dijalin dalam wakti dekat.

Sementara itu Gubernur Khartoum mengatakan Sudan dan Indonesia memiliki ikatan emosional yang kuat. Terutama Bandung dan Jawa Barat. Sebab, kemerdekaan Sudan pertama dideklarasikan di Bandung pada peristiwa Konferensi Asia Afrika 1955 lalu.

"Bandung adalah ibu kota Jawa Barat dan kota di mana kemerdekaan Sudan dideklrasikan. Kemerdekaan Sudan pertama kali dideklarasikan di Bandung kemudian baru di Sudan. Karena itu msyarakat Sudan memiliki hubungan yang sangat kuat yang sangat emosional dengan Bandung dan Jawa Barat," kata Gubernur Abdelrahim.

Menurut Abdelrahim banyak peluang kerja sama yang bisa dijalin dua provinsi ini. Mulai dari perdagangan, Iptek, pariwisata hingga kebudayaan. Pihaknya akan segera menindaklanjuti dengan menentukkan tim merumuskan langkah-langkah lanjutan.

"Jadi kesepakatan ini membutuhkan berbagai instrumen untuk mampu menjalankannya. Salah satunya membentuk tim kerja secepatnya. Banyak instrumen lain juga untuk menyukseskan kerjasma ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement