REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan hujan yang beberapa hari terakhir mengguyur kawasan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, tidak mempengaruhi aktivitas vulkanis gunung api itu. "Hujan tidak mempengaruhi secara langsung eksplosivitas dari letusan," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Bali, Sabtu (7/10).
Menurut dia, adanya hujan diprediksi tidak menggerus lapisan kawah gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu. Dia menjelaskan aktivitas magma di dalam perut gunung yang dapat menggerus lapisan di atasnya termasuk lapisan kawah. "Saya pikir kami lebih perlu khawatir bagaimana magma menggerus lapisan di atasnya karena energi lebih besar dan dia (magma) bergerak lebih cepat dari pada kekhawariran terkait hujan," imbuhnya.
Sementara itu, PVMBG mencatat hingga pukul 06.00 WITA, pengamatan visual di gunungapi tersebut terlihat asap kawah bertekanan lemah dan berwarna putih serta kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi sekitar 200 meter di atas kawah puncak. Sedangkan aktivitas kegempaan tercatat untuk vulkanik dangkal mencapai 65 kali, vulkanik dalam 125 kali dan tektonik lokal 25 kali.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan berdasarkan analisis pemodelan cuaca, prakiraan cuaca di Bali selama tiga hari ke depan diprediksi berawan dan berpotensi hujan.
Intensitas hujan berlangsung ringan hingga sedang yang terjadi di Bali Timur, Tengah dan Selatan pagi, siang, sore dan malam hari dengan angin yang bertiup dari arah timur-selatan berkecepatan 8-38 kilometer per jam. Gunung Agung sendiri berada di Kecamatan Rendang, Bali Timur.