Jumat 06 Oct 2017 14:30 WIB

Pengamat: DPP Golkar Belum Yakin dengan Dedi Mulyadi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pakar hukum Unpar Asep Warlan Yusuf (kanan).
Foto: Antara
Pakar hukum Unpar Asep Warlan Yusuf (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keinginan Ketua DPD Golkar Dedi Mulyadi menjadi cagub Jabar 2018, hingga saat ini belum terwujud. Pasalnya, hingga saat ini, DPP Partai Golkar belum memberikan rekomendasi SK Cagub Jabar kepada orang nomor satu di Kabupaten Purwakarta tersebut.

Menurut pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf, DPP Partai Golkar bersikap seperti itu, karena merasa belum yakin dengan sosok Dedi Mulyadi yang mampu bertarung dalam perebutan kursi Jabar satu. Hal itu pun terlihat, saat DPP Golkar mewacanakan simulasi beberapa pasangan cagub-cawagub Jabar. Ini dilakukan, karena DPP ingin melihat sampai sejauh mana ketertarikan partai lain untuk menjalin kerja sama politik dengan Golkar.

"Apakah partai lain lebih responsif dengan pasangan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqin, atau Deddy Mulyadi-Aceng Fikri, atau pasangan lainnya," ujar Asep kepada wartawan, Jumat (6/10).

Asep menilai, DPP Golkar tidak yakin dengan sosok Dedi Mulyadi, karena sampai saat ini belum terlihat komunikasi politik dengan partai lain. Sejauh ini pun, Dedi Mulyadi belum teruji dalam menggaet mitra koalisi. "Kalaupun merasa sudah banyak partai yang siap berkoalisi dengan Golkar, itu baru amboi sorangan (klaim sepihak, red)," katanya.

Menurutnya, sikap DPP Golkar ini seolah ingin melihat loyalitas para kader Golkar yang ada di Jawa Barat. Bisa saja, dengan menggantungkan Dedi Mulyadi ini, DPP ingin melihat loyalitas kader Golkar kepada DPP. "Apakah loyal terhadap partai atau loyal kepada personal," katanya.

Asep mengatakan, munculnya dorongan dari beberapa kader Golkar Jabar agar pelaku pembuat SK bodong pengusungan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqin harus dipidanakan, seruan 'Save Partai Golkar', bendera Golkar setengah tiang, aksi kumpul uang koin untuk DPP Golkar serta sejumlah aksi lain, malah menjadi pertanyaan bagi DPP Golkar.

"Apakah isu-isu yang dimunculkan itu bisa dijadikan tanda sebagai bentuk loyalitas terhadap Golkar? Jadi, loyalitas itu bisa dipertanyakan. Tapi bisa jadi Dedi Mulyadi memang benar sebagai loyalis murni," kata Asep.

Ketua Dewan Penasehat Golkar Kabupaten Sukabumi, Abeb Setiawan mengatakan, para kader Golkar Kabupaten Sukabumi hanya fatsun terhadap Partai Golkar secara institusi, bukan pada perorangan. "Kita tetap fatsun terhadap keputusan DPP, siapapun figur yang ditunjuk. Sekarang memang sikap DPP belum memberikan rekomendasi secara jelas kepada siapapun untuk Pilgub Jabar," kata Abeb.

Melihat situasi politik di tubuh Golkar yang masih menggantung seperti ini, kata dia, hal paling penting kader Golkar Sukabumi adalah menjaga soliditas di daerah, jangan sampai terjadi perpecahan. "Siapa pun calonnya kita tetap akan mendukungnya, kalau pun bukan Dedi Mulyadi, Kita tidak sampai pada ancaman mundur dari kader seperti yang terjadi di daerah lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement