Rabu 04 Oct 2017 18:47 WIB

Air Dangkal, Pembersihan Enceng Gondok Rawapening Terkendala

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Danau Rawapening.
Foto: Nico Kurnia Jati.
Danau Rawapening.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menurunnya elevasi permukaan air Rawapening membuat pekerjaan pembersihan gulma air enceng gondok tidak dapat dioptimalkan dan harus berhenti sementara. Dalam sepekan terakhir, peralatan pembersih enceng gondok bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Dermaga Sumurup, Kelurahan Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tidak beroperasi.

Sejumlah peralatan pembersihan enceng gondok seperti kapal Dredger, kapal akuatik, dan ekskavator terpaksa diparkir di sekitar dermaga ini. Karena khusus kapal dredger dan kapal akuatik sulit dioperasikan pada air yang dangkal.

Namun pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana selaku operator lapangan pembersihan gulma air ini menolak jika peralatan tersebut tidak beroperasi. Aktivitas pembersihan enceng gondok tetap dilakukan meski tidak maksimal.

“Tidak berhenti, hanya produktivitas pembersihan gulma air ini terhambat karena air Rawapening dangkal,” kata Kepala BBWS Pemali-Juwana, Ruhban Ruzziyatno,  Rabu (4/10).

Dalam kondisi air rawa yang dangkal, jelasnya, kapal dredger tidak dapat bergerak. Sehingga pembersihan enceng gondok tidak akan bisa maksimal dilakukan.

Ia juga mengakui, setiap musim kemarau elevasi permukaan air Rawapening selalu menurun. Sementara peralatan yang digunakan untuk membersihkan gulma air ini tidak dapat dioperasikan jika kondisi air dangkal.

Praktis sejak sepekan terakhir kegiatan pembersihan enceng gondok ini tidak produktif. Masing- masing tiga unit kapal dredgerserta satu unit kapal Akuatik disandarkan di dekat dermaga Sumurup.

Dengan tidak beroperasinya peralatan air ini, maka peralatan di darat seperti ekskavator dan truk pengangkut enceng gondok juga berhenti operasi.

Jika pada kondisi elevasi air normal seluruh peralatan ini mampu membersihkan enceng gondok seluas satu hektare per hari. Namun dengan kondisi air yang dangkal ini pembersihan hanya mampu dilakukan kurang dari satu hektare per hari.

Sehingga peralatan ini tidak produktif karena air menyusut. “Hanya ekskavator tetap bekerja membersihkan enceng gondok yang ada di daratan untuk dibuang,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, pembersihan di Rawapening, nantinya bukan hanya enceng gondok saja, namun sendimentasi juga akan dikeruk. Untuk itu, pihaknya berharap warga masyarakat di sekitar Rawapening menyadari pentingnya pengerukan sedimentasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement