REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kota Semarang terpilih sebagai nominator kota di Indonesia yang akan mewakili ajang ASEAN Clean Tourist City atau kota wisata bersih tingkat ASEAN. "Ini kebanggaan, sekaligus tugas berat bagi kami sebagai salah satu yang akan mewakili Indonesia dalam kompetisi ini," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa (3/10).
Hal itu diungkapkannya usai menerima kunjungan Tim Penilai Standar Kota Wisata Bersih ASEAN (ASEAN Clean Tourist City Standart) di Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) Semarang. Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengatakan Semarang memang tergolong pemain baru di bidang pariwisata, tetapi terus berupaya membenahi destinasi-destinasi wisata yang dimiliki.
"Utamanya, kebersihan dari sampah, penataan reklame, sanitasi atau persoalan air, dan penyediaan peta informasi wisata dan peta transportasi wisata," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Sebelum terpilih mewakili Indonesia, Semarang akan berkompetisi bersama enam kota besar lainnya, yakni Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi yang akan dipilih satu kota. Semarang, kata Hendi, memiliki setidaknya tiga modal, yakni enam kali berturut-turut meraih penghargaan Adipura, menempati urusan lima Indeks Pariwisata Indonesia, dan Wiwerda Kota Sehat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Masdiana Safitri menjelaskan ASEAN Clean Tourist City Standart bertujuan memberikan panduan negara ASEAN untuk meningkatkan kualitas pariwisatanya. Standar tersebut, kata dia, untuk memberikan tolok ukur bagi negara-negara ASEAN dalam memberikan kepuasan wisatawan, mendongkrak wisatawan, dan kondisi masyarakat lokal menyambut wisatawan.
"Semarang akan bersaing dengan enam kota lainnya, yakni Surabaya, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi. Rencananya, pemenangnya akan diumumkan pada Januari 2018," katanya.
Ada beragam indikator yang menjadi penilaian, meliputi pengelolaan lingkungan, kebersihan, penanganan limbah, pembangunan kesadaran perlindungan lingkungan dan kebersihan. "Serta, terkait juga indikator ruang hijau, keselamatan, kesehatan, dan keamanan perkotaan. Ditambah lagi, indikator infrastruktur dan fasilitas pariwisata," pungkas Masdiana.