REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun hunian terintegrasi transportasi pertama kali di Depok. Peresmian pembangunan rumah susun tepat berlokasi di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat itu dibuat dengan konsep Transit Oriented Development (TOD).
Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengungkapkan pembangunan hunian terintegrasi transportasi di Depok tersebut merupakan proyek TOD kedua setelah sebelumnya mersemikan juga di kawasan Stasiun Tanjung Barat. "Kami melihat animo yang luar biasa pada TOD Tanjung Barat sehingga kami menyegerakan terealisasikannya TOD di Depok ini," kata Bambang usai meresmikan peletakan batu pertama TOD di Stasiun Pondok Cina, Depok, Senin (2/10).
Masih sama dengan misi sebelumnya, Bambang memastikan hunian terintegrasi tersebut bisa semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat mengakses transportasi massal. Dengan begitu bisa berdampak juga dengan berkurangnya polusi di Jabodetabek.
Bersinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bambang memastikan hunian tersebut tetap ditujukan untuk masyarakat menengah bawah (MBR) dengan harga terjangkau. "Kami sempat beberapa kali merevisi harga. Bu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno, Red) mengatakan harganya harus diturunkan, satu meter perseginya harus Rp 7 juta," jelas Bambang.
Hunian terintegrasi transportasi di Depok tersebut memiliki komposisi hunian rusunami dengan tipe yang memiliki satu dan dua kamar tidur. Hunian dengan satu kamar tidur memiliki luas 32 meter persegi dan yang terdapat dua kamar tidur luasnya 42 meter persegi.
Sementara itu, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro memastikan pembangunan hunian tersebut memperhatikan pola kerja sama jangka panjang sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No.PER-13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara. "Pembangunan hunian ini akan dilaksanakan dengan pemanfaatan atas lahan KAI," ungkap Edi.
Edi juga yakin pembangunan hunian terintegrasi transportasi di Stasiun Pondok Cina tersebut bisa menjawab kebutuhan masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Sebab pengguna transportasi Commuter Line sudah mencapai lebih dari satu juta orang perharinya.
Dia memprediksi angka tersebut akan terus meningkat sehingga keberadaan hunian terintegrasi bisa menjadi solusi. "Angka pengguna Commuter Line bisa terus meningkat hingga mencapai 1,2 juta penumpang perharinya pada 2019," ungkap Edi.
Hunian terintegrasi di Stasiun Pondok Cina akan dibangun di atas tanah seluas 27.706 meter persegi dengan nilai investasi Rp 1,45 triliun. Hunian tersebut akan dibangun dengan mendirikan empat tower. Pembangunan tahap pertama akan dibuat dua tower selama 20 bulan ke depan. Lalu enam bulan selanjutnya, tower ketiga dan keempat akan mulai dibangun.