REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pelaku industri peternakan membantu peternak yang mengungsi dari Gunung Agung. President East Area PT Charoen Phokphan Indonesia (CPI), Peraphon Prayooravong mengatakan perusahaan memberi bantuan dalam bentuk pakan ternak.
"Kami sediakan 50 ton pakan konsentrat sapi yang langsung didistribusikan ke lokasi-lokasi penampungan ternak di lima kabupaten," kata Peraphon dalam rilis tertulis, Ahad (1/11).
PT CPI, kata Peraphon, juga menyediakan tiga unit truk yang bisa digunakan untuk evakuasi ternak dari wilayah kawasan rawan bencana (KRB). Peternak-peternak di sekitar Gunung Agung kebanyakan panik dan akhirnya menjual hewan-hewan ternak mereka dengan harga tak wajar kepada tengkulak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan tim satuan tugas (satgas) peternakan dan kesehatan hewan masih menjumpai sejumlah kendala, khususnya kurangnya armada untuk evakuasi ternak, mencapai 20 truk. Pakan juga menjadi masalah selanjutnya di mana kebutuhan konsentrat sapi per bulannya mencapai 1.200 ton, sementara yang baru tersedia sekitar 60 ton. "Sapi-sapi ini juga membutuhkan pakan hijauan mencapai 15 ribu ton, sedangkan sejauh ini pakan hijauan itu masih disediakan mandiri oleh peternak," katanya.
Tim satgas juga kekurangan tenaga untuk evakuasi, pengawasan, dan perawatan ternak. Bahan untuk pembangunan kandang sementara, seperti terpal dan bambu sejauh ini juga masih belum tercukupi. Diarmita mengatakan bantuan seluruh pihak, termasuk pelaku industri diperlukan untuk membantu mengatasi kendala-kendala ini. Ada 40 titik tempat penampungan ternak yang disediakan.
Populasi sapi di Karangasem saat ini mencapai 128 ribu ekor. Sapi di lima kecamatan yang terancam erupsi unung Agung berjumlah 30 ribu ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 ribu ekor sudah terjual, sehingga masih ada 20 ribu ekor ternak yang perlu ditangani khusus. Jumlah yang sudah dievakuasi sampai saat ini sekitar 3.357 ekor.