Jumat 29 Sep 2017 15:39 WIB

Mengurangi Ketimpangan, Mempersempit Radikalisme

Klinik Asri telah melayani 72 ribu pasien.
Foto: priyantono oemar/republika
Klinik Asri telah melayani 72 ribu pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Priyantono Oemar, wartawan Republika

Mereka datang bergelombang, tapi ada orang yang datang lebih awal mengurus surat kepindahan mereka di Desa Sedahan Jaya. Semula, kata Kepala Desa Sedahan Jaya Nazanadira, tujuan utama para eks anggota Gafatar itu adalah Desa Pampang Harapan, tetangga Desa Sedahan Jaya. Keduanya berada di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Karena itu, ketika mereka memilih sewa rumah di Sedahan Jaya, dianggap Nazanadira hanya tamu. Mereka masuk Sedahan Jaya akhir 2015, karena belum bisa membangun rumah di Desa Pampang Harapan. Sambil menunggu kedatangan yang lainnya, yang sudah ada di Sedahan Jaya menyewa lahan untuk kamp dan pertanian. Untuk membuat kamp, mereka membutuhkan kayu dari hutan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dekat Dusun Begasing.

Pembalakan liar pun terjadi lagi di Begasing, sehingga membuat dusun di Desa Sedahan Jaya  yang sudah mendapat status hijau ini terdegradasi menjadi merah. Begasing menjadi salah satu dusun dari 76 dusun di sekitar TNGP yang ikut program insentif kesehatan untuk melestarikan hutan dari Yayasan Asri.

Saat itu, kata sahabat hutan Dusun Begasing Jono, muncul lagi empat pembalak liar di Begasing, sehingga memenuhi syarat untuk mendapat status merah. Saat Yayasan Asri mulai menjalankan program pada 2007, jumlah pembalak liar di TNGP mencapai 1.360 keluarga. Akibat pembalakan liar yang masif itu, pada kurun 2010-2014 ada 3.038 hektare hutan di TNGP harus direhabilitasi.

"Saat ini angka pembalak liar belum nol persen, tapi dalam 10 tahun terakhir sudah turun sebanyak 89 persen," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Asri drg Monica Ruth Nirmala kepada Republika.co.id, Kamis (28/9).

Saat ini sudah 72 ribu warga yang mendapat layanan kesehatan Klinik Asri. Mereka mendapatkan diskon pengobatan berdasarkan status dusun mereka. Warga yang dusunnya berstatus hijau diberi diskon 70 persen. Dusun yang berstatus kuning, warganya mendapat diskon 50 persen, dan dusun yang berstatus merah warganya hanya mendapat diskon 30 persen.

Status hijau diberikan jika warga di dusun tersebut tak ada yang menjadi pembalak liar, tidak memberi jalan pengangkutan kayu hasil pembalakan liar, dan tidak ada tempat pengolahan kayu hasil pembalakan liar. Jika tiga syarat itu dalam jumlah tertentu masih ada di dusun, maka dusun itu bisa berstatus kuning dan merah.

Karena itu, warga didorong membangun solidaritas sosial mencegah pembalakan liar agar menikmati diskon pengobatan yang tinggi. "Pernah ada dari desa lain mau membalak, warga sini mencegah beramai-ramai sehingga mereka pulang," ujar Kepala Dusun Sidorejo, Desa Sedahan Jaya, Hamisah.

Dengan program ini, Yayasan Asri mencoba membantu warga memperbaiki perekonomian. Para pembalak di 76 dusun diberi pelatihan pertanian, kewirausahaan, keterampilan konstruksi, dan berorganisasi. "Setiap bulan ada empat ton pupuk organik kamai yang dibeli pemda," ujar Harun, anggota Kelompok Tani Harapan Baru Desa Benawai Agung.

Para janda di 76 dusun juga mendapat bantuan kambing bergulir. "Kotorannya bisa dipakai untuk berobat ke klinik setelah dapat diskon 70 persen," ujar Soginah, janda di Dusun Payak Itam, Desa Sutera.

Perekonomian warga pun membaik, sehingga tak bergantung pada kayu ilegal lagi. Sebelum Asri hadir, kata Monica, "Jika ada keluarga yang sakit karena kepepet, membalak jadi jalan keluar mereka untuk biaya pengobatan."

Program kambing bergulir untuk para janda (foto: Priyantono Oemar/ Republika)

 

Ketika memulai program pada 2007, Asri berangkat dari dari kondisi kesehatan, kualitas kehidupan, dan kondisi hutan yang buruk. Diare tinggi angkanya, mencapai 40 kasus per 100 penduduk. Lima tahun kemudian turun 50 persen. 

Angka kematian bayi mencapai 3,4 kasus dari 100 kelahiran dan pada 2012 turun menjadi 1,1 persen. "Angka kematian bayi turun berpengaruh pada kondisi kesehatan secara keseluruhan," ujar pendiri Yayasan Asri drg Hotlin Ompusunggu yang mendapat anugerah Tokoh Perubahan Republika pada 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement