Jumat 29 Sep 2017 13:37 WIB

PLN Siagakan 13 Genset di KRB Gunung Agung

Rep: MUTIA RAMADHANI/ Red: Winda Destiana Putri
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Asap mengepul dari kawah Gunung Agung yang berstatus awas terlihat dari Desa Amed, Karangasem, Bali, Jumat (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Bali menyiagakan 13 unit genset di sejumlah kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung. General Manager PLN Distribusi Bali, I Nyoman Suwarji Astawa mengatakan lokasinya di Manggis, Klungkung, Rendang, Sidemen, Tejakula, dan Abang.

"Kami juga mengidentifikasi potensi gangguannya. Jika sewaktu-waktu terjadi erupsi, maka listrik akan dipadamkan," ujarnya, Jumat (28/9).

Seluruh suplai listrik di Karangasem saat ini dipasok lewat Gardu Induk Amlapura. Amlapura masuk ke dalam zona merah ancaman erupsi Gunung Agung.

Astawa menambahkan 50 petugas jaga juga disiagakan untuk menjaga pasokan listrik di pengungsian dan membantu kebutuhan masyarakat di posko. Pelanggan yang ingin mendapatkan informasi terkait kebutuhan listrik di sekitar lokasi bisa menghubungi PLN di call center 123. Pelanggan bisa juga menghubungi nomor telepon PLN di sejumlah daerah, seperti PLN Rayon Klungkung (0366) 25499 / 25599, PLN Rayon Tejakula (0362) 3436356, PLN Rayon Karangasem atau petugas PLN di Gardu Induk Amlapura Irwanto (081339571522) dan Ardani (085238670557).

PLN Bali memberi bantuan sebesar Rp 30 juta untuk pengungsi. Anak usahanya, PT Indonesia Power juga memberi bantuan Rp 20 juta berupa logistik untuk pengungsi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung mencapai 134.229 jiwa hingga Kamis (28/9) petang. Mereka tersebar di 484 titik di sembilan kabupaten kota di Bali.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banyaknya jumlah pengungsi disebabkan masyarakat yang tinggal di luar radius berbahaya juga ikut mengungsi. Mereka yang sesungguhnya tinggal di tempat aman, namun sulit memahami dan mengetahui batas radius berbahaya di lapangan membuat mereka ikut mengungsi.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. Tingginya gempa vulkanik menunjukkan masih berlangsungnya dorongan magma ke permukaan. "Pengamatan visual tanda-tanda erupsi belum tampak. Tidak dapat diprediksi pasti kapan Gunung Agung akan meletus," katanya.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement