REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Festival Dolanan Bocah 2017 diharapkan dapat kembali mengingatkan warga Solo tentang kekayaan budaya Jawa. Festival Dolanan Bocah yang merupakan agenda tahunan Pemerintah Kota Solo itu rencananya diselenggarakan selama dua hari, mulai 30 September-1 Oktober.
Festival yang memamerkan beragam permainan-permainan anak-anak tempo dulu itu akan berlangsung di Joglo Sriwedari. Kepala Bidang Kesenian, Sejarah, dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Solo Mareta mengungkapkan pesatnya perkembangan alat komunikasi membuat anak-anak saat ini disibukan dengan telepon pintarnya masing-masing.
Dia mengatakan, anak-anak mulai kehilangan interaksi sosial karena sibuk bermain sendiri dengan gadgetnya. Sebab itu, Festival Dolanan Bocah juga diharapkan dapat menjadi pelecut semangat warga khususnya orang tua agar kembali mengajak anak-anaknya mengenal budaya, kesenian, dan permainan tradisional Jawa.
“Kami ingin mereka calon generasi ini mempunyai karakter, berbudaya, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur. Menanamkan saling mengormati dan menghargai sesama, karena permainan tradisional sudah mulai tergerus,” kata Mareta pada Jumat (29/9) siang.
Karena itu, dia menuturkan, festival Dolanan Bocah tahun ini mengambil tema Melalui Festival Dolanan Bkcah kita bentuk karakter dan budi pekerti luhur generasi muda. Mareta menjelaskan festival tersebut akan diikuti sekitar 18 kelompok sanggar seni dan UPTD.
Tak hanya terdapat permainan-permaianan anak tradisional, festival tersebut bakal mengajak warga untuk menyaksikan kesenian wayang orang yang menjadi kesenian khas Solo. Kesenian lainnya seperti wayang kulit dan ketoprak juga akan memeriahkan festival tersebut.
Pada festival itu, peserta juga wajib menyajikan karya berupa materi tembang dolanan Jawa Tengah. Nantinya, tembang tersebut akan dinyanyikan dengan misik pengiring yang sudah disediakan panitia.
Mareta berharap muncul kebersamaan dan gotongroyong masing-masing kelompok untuk menghasilkan kreatifitas seni yang bagus dan dapat dinikmati pada festival nantinya.