Kamis 28 Sep 2017 21:21 WIB

Lagi-Lagi Rumah Sakit Tahan Pasien Akibat tak Mampu Bayar

Rep: Rizky Surayandika/ Red: Nidia Zuraya
Pasien di sebuah rumah sakit
Pasien di sebuah rumah sakit

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus rumah sakit yang menyulitkan pasien terjadi di Kabupaten Garut. Bocah berusia tiga tahun Dede Alif mendekam selama dua hari di rumah sakit umum (RSU) Nurhayati karena tak mampu membayar biaya pengobatan.

Dede tercatat sebagai warga kampung Cibolerang RT/RW 01/07, Desa Karangsari, Karang Pawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ibu Dede, Iyet Rahmawati mengatakan anaknya menderita sakit kejang-kejang. Ternyata masalah tak berhenti saat Dede memperoleh perawatan medis di RSU Nurhayati. Sebab Dede ditahan karena tak mampu membayar biaya pengobatan anaknya yang mencapai Rp 2,5 juta.

"Mohon tolong saya berikanlah kebijaksanaan. Saya tidak mampu, saya juga mau bayar tapi tidak hari ini, tapi pihak rumah sakit malah melarang anak saya pulang sampai ada uang tebusan," katanya sembari air mata mengucur di pipi ketika ditemui wartawan, Kamis (28/9) malam.

Iyet menjelaskan persoalan bermula sejak dua hari lalu ketika pihak rumah sakit swasta itu menahan kepulangan Dede. Padahal Dede telah diagnosa sehat oleh dokter yang memeriksa anaknya.

"Dokter sendiri yang mengatakan sudah bisa pulang. Tapi pas saya ke bagian administrasi dan menyampaikan bahwa anak saya mau pulang serta mau membayar dengan cara mencicil, pihak rumah sakit malah menahannya. Padahal surat rujukan tidak mampu dari RT, RW dan desa saya bawa, tapi tetap tidak bisa," ujarnya.

Ia menyebut jumlah biaya perawatan Dede yang harus dibayar mulanya senilai 2 juta untuk lima hari perawatan. Tapi sejak dua hari ditahan, biaya yang harus dibayarkan terus membengkak hingga Rp 2,5 juta atau naik sebesar Rp 250 ribu per hari. 

"Kalau semakin lama di sini jelas semakin bertambah, mana saya juga sudah tidak punya bekal selama di rumah sakit. Mohon kebijaksanaanya, saya janji akan membayar, tapi tolong izinkan anak saya untuk keluar dari rumah sakit," ucapnya.

Kemampuan ekonomi keluarga Iyet memang rendah. Sehari-harinya, Iyet hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga serabutan. Ia sudah beberapa kali mengajukan keringanan kepada pihak rumah sakit dengan alasan tidak mampu. Tapi belum ada tanggapan dari pihak RSU.

"Kata salah seorang pegawai saat di ruang administrasi alasannya tetap tidak bisa (keluar). Saya tidak mau bertanggung jawab sebab saya juga pegawai kata dia," tuturnya sembari menirukan jawaban pegawai rumah sakit Nurhayati.

Terpantau sampai pukul 19.00 Wib, Iyet dan anaknya masih berada di ruang Sedap Malam kelas 2 Rumah Sakit Nurhayati. Ia masih menunggu uluran pertolongan. 

"Mohon kepada siapa saja yang mau menolong, anak saya mau pulang, apalagi saya juga sudah tidak bekal," harapnya.

Sementara itu, pihak RSU yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6, Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44116 itu belum bisa memberi konfirmasi atas masalah tersebut. Ketika dihubungi kontak RSU di (0262) 238966, salah seorang staf atas nama Wulan tak mengetahui informasi itu.

"Mohon maaf ini bagian pendaftaran kalau untuk itu (konfirmasi) mungkin bisa ke bagian pelayanan besok," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement