REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ratusan pengungsi Gunung Agung terus berdatangan ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan pos pemantauan pengungsi Gunung Agung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, pada Kamis (28/9) pukul 15.00 WITA, jumlah pengungsi yang telah terdata sebanyak 64 kepala keluarga (KK) dengan 179 jiwa. Angka ini diprediksi bisa meningkat lebih besar, mengingat banyak pengungsi yang tidak terdata saat menyeberang ke Lombok.
Ada juga pengungsi yang enggan didata begitu tiba di Pelabuhan Lembar. Faktor memiliki keluarga di Lombok, menjadi salah satu alasan dari para pengungsi untuk tidak melapor ke pos pemantauan pengungsi. Pantauan Republika di Pelabuhan Lembar, kebanyakan para pengungsi yang tiba di Lombok biasanya dijemput keluarga ataupun menggunakan kendaraan pribadi dari Bali.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengimbau para pengungsi yang datang ke Lombok untuk tidak khawatir di data. Pasalnya, pendataan ini dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan para pengungsi selama di Lombok.
"Kita sayangkan sikap sejumlah pengungsi yang enggak mau di data. Padahal ini demi kebaikan si pengungsi sendiri," ujar Rum kepada Republika di Mataram, NTB, Kamis (28/9).
Rum menjelaskan, pendataan akan sangat berguna bagi Pemerintah Bali maupun Pemerintah NTB. Apabila, pengungsi tidak melaporkan kepada Pemda Bali dan NTB, bisa tergolong sebagai orang hilang.
"Jangan sampai kehilangan jejak, kalau di Bali, di desanya di data dia tidak ada. Terus di Lombok juga tidak melapor bisa bisa dibilang orang hilang dan buat cemas," lanjut Rum.
Rum menyampaikan, dari hasil pendataan, para pengungsi di NTB juga bisa mendapatkan bantuan berupa makanan siap saji, sandang, alat perlengkapan makanan, tas sekolah lengkap dengan isinya, kidsware untuk balita, hingga makanan tambah gizi. Para pengungsi yang tinggal di sekitar Mataram, bisa datang langsung ke Kantor BPBD NTB yang terletak di Jalan Lingkar Selatan, Mataram, yang buka selama 24 jam. Sedangkan, pengungsi yang tinggal di luar Mataram, BPBD NTB bekerja sama dengan Kepala Desa setempat untuk pendistribusian bantuan.
"Sudah ada beberapa kepala keluarga yang kita salurkan bantuan. Kalau yang tidak terdata susah juga," ucap Rum.
Rum juga meminta BPBD kabupaten/kota yang ada di NTB untuk pro aktif melakukan pendataan pengungsi Gunung Agung di tingkat desa. BPBD NTB juga membantu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB dalam hal fasilitasi pengungsi yang berusia pelajar untuk bisa sekolah sementara di NTB. Sejauh ini baru ada lima pelajar SD dari Bali yang telah dibantu pengurusan sekolah sementara di Mataram.
"Syaratnya tinggal lapor ke BPBD, nanti kita bantu fasilitasi ke sekolah-sekolah di NTB," ungkap Rum. Selain membantu pengungsi di Lombok, BPBD NTB juga telah mendirikan dua unit dapur umum di Karangasem, Bali.