Kamis 28 Sep 2017 17:18 WIB

Cai Tao-Hu Chun Ditargetkan Kawin dan Beranak Tahun Depan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar (kanan) saat prosesi penyambutan sepasang Giant Panda dari Cina yang mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Kamis (28/9).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar (kanan) saat prosesi penyambutan sepasang Giant Panda dari Cina yang mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan panda raksasa (giant pandas) Cai Tao dan Hu Chun sedang dalam masa berpacaran sehingga diharapkan sudah kawin dan menghasilkan keturunan pada 2018. "Sekarang istilahnya sedang pacaran pandanya. Jadi kami berharap satu tahun ke depan mereka sudah bisa kawin dan punya anak," kata Siti saat berada di Terminal Kargo Badar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/9).

Siti menjelaskan, bahwa panda betina memang memiliki masa kesuburan optimal atau estrus yang unik. Di mana, dalam kurun waktu satu tahun hanya terjadi dalam dua hari. Dengan masa gestasi atau umur kehamilan mencapai 85 hingga 185 hari.

Karena itu, menurut dia, teknologi pengembangbiakan atau breeding harus benar-benar canggih. "Dan saya percaya Taman Safari Indonesia (TSI) bisa berhasil karena sebelumnya sudah sukses dengan komodo," katanya.

Karena itu, dalam kurun waktu tiga tahun, jika breeding berhasil dilakukan, Siti mengatakan, anak-anak panda yang dipinjam untuk dibiakkan ini sudah ada yang bisa dikembalikan ke Cina. "Peminjaman sendiri kesepakatannya dilakukan dalam 10 tahun. Sedangkan pemulangan anak-anak panda akan dilakukan juga untuk menghindari perkawinan sedarah yang bisa merusak genetik dan bisa menyebabkan cacat," kata Menteri.

Direktur PT Taman Safari Indonesia Jansen Manansang mengatakan berbagai persiapan dilakukan termasuk memperhitungkan waktu tepat untuk mempertemukan dua panda yang sama-sama lahir pada 2010 ini untuk kawin.

Musim perkawinan panda raksasa antara Februari hingga Mei, sedangkan musim melahirkan berkisar antara Juni hingga Oktober setiap tahunnya. Betina akan menunjukkan gejala penurunan nafsu makan, perubahan pada warna dan besar vulva, senang bermain air dan mau tidur bersebelahan bersama jantan.

"Apa yang Taman Safari Indonesia lakukan pada dasarnya membantu konservasi panda-panda dari China Wildlife Conservation Association (CWCA)," lanjutnya.

Sepasang panda raksasa ini akan menjalani proses karantina di Taman Safari Indonesia 1 Bogor selama satu bulan sebelum dapat ditempatkan pada kandang yang telah dibuat untuk bisa diperlihatkan kepada masyarakat pada awal November 2017. Jumlah panda raksasa di alam liar saat ini mencapai sekitar 1.800 individu (data terakhir 2017), dan mereka biasa hidup pada ketinggian 2.000 hingga 3.000 mdpl.

Tempat kesukaannya di lokasi datar dan beberapa sudut atau kemiringan banyak terdapat bambu dan makanan, vegetasi yang banyak aliran air. Usia panda raksasa di alam liar mencapai 19 tahun, sedangkan dalam penangkaran dapat mencapai 20 hingga 30 tahun. Untuk panda tertua tercatat berusia 37 tahun 3 bulan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement