REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga di bantaran Kali Bekasi, Jawa Barat, mengampanyekan #savekalibekasi sebagai upaya mendorong pemerintah pusat mengintervensi penuntasan pencemaran limbah yang kian marak di lokasi itu sepanjang 2017.
"Kali bekasi merupakan sukber air baku produksi air Perusahaan air Minum Daerah (PDAM) Tirta Patriot yang diperntukan bagi 30 ribu loebih pelanggan, namun kondisinya sekarang sangat memprihatinkan," kata warga Kecamatan Bekasi Barat, Ariyanto Hendrata, di Bekasi, Rabu (27/9).
Pria yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi itu mengajak 5.000 pengikutnya di akun Facebook dan 2.000 pengikutnya di akun twitter untuk mengampanyekan penyelamatan Kali Bekasi melalui #savekalibekasi. Menurut dia, pencemaran limbah di Kali Bekasi diketahuinya sudah terjadi sedikitnya tujuh kali sepanjang 2017 yang dipicu pencemaran limbah industri maupun rumah tangga.
"Yang paling sering terjadi adalah perubahan warna Kali Bekasi dari biasanya berwarna hijau menjadi hitam pekan atau biru pekat akibat kontaminasi limbah industri," katanya.
Bahkan yang terjadi hari ini, kata dia, Kali Bekasi kembali berbuih tepatnya di Bendung Kali Bekasi Jalan M Hasibuan sejak pukul 16.00 WIB.
"Peristiwa sebelumnya terjadi pada Agustus 2016, di mana sebuah perusahaan sabun membuang limbahnya secara liar di Kali Bekasi hingga mengakibatkan Kali Bekasi berbuih," katanya.
Setiap kali terjadi pencemaran limbah, kata dia, PDAM Patriot secara rutin menghentikan proses produksinya sehingga para pelanggannya dirugikan.
"PDAM harus menyetop pengolahan airnya untuk menguras kolam. Sudah sepekan ini 30 ribu lebih pelanggan PDAm tidak memperoleh pasokan air akibat situasi itu," katanya.
Sejauh ini, kata dia, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi baru mendeteksi sebanyak 18 perusahaan yang disinyalisasi berkontribusi pada pencemaran limbah Kali Bekasi.
"Namun yang sudah dipastikan sejauh ini, limbah itu dikirim oleh perusahaan di bantaran Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, yang merupakan hulu Kali Bekasi. Namun tindakan Pemkot Bekasi atas situasi itu tidak optimal," katanya.