Rabu 27 Sep 2017 22:45 WIB

Pengungsi Gunung Agung Bisa Bersekolah di Lombok

Guru mendata sejumlah anak pengungsi Gunung Agung di SMPN 3 Semarapura, Klungkung, Bali, Senin (25/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Guru mendata sejumlah anak pengungsi Gunung Agung di SMPN 3 Semarapura, Klungkung, Bali, Senin (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat H Muhammad Suruji menegaskan para pengungsi terdampak Gunung Agung di Bali dari kalangan anak-anak yang ke Pulau Lombok bisa bersekolah di daerah itu.

"Tidak ada masalah, namanya kondisi darurat tidak pakai aturan normatif. Jadi kalau ada pengungsi usia sekolah, bebas mau sekolah dan kita fasilitasi," katanya usai mengikuti diskusi tentang mengurangi kesenjangan mutu pendidikan di daerah, di Mataram, Rabu (27/9).

Menurut dia, anak-anak yang terdampak Gunung Agung di Bali, harus tetap mendapatkan pendidikan, meskipun di lokasi pengungsian, termasuk di Pulau Lombok.

Sementara bagi guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) bisa tidak melaksanakan tugas disebabkan menjadi korban bencana alam. Apalagi guru non-PNS. "Kalau guru sebagai PNS ketika ada bencana tidak harus melaksanakan tugas. Yang masalah adalah siswa tidak boleh tidak belajar," ujarnya.

Menurut Suruji, anak-anak dari Bali yang mengungsi ke Pulau Lombok, bebas bersekolah sesuai kebutuhan. Misalnya, jika mengungsi di Kabupaten Lombok Barat, maka bisa bersekolah di daerah itu. "Tentu Lombok Barat harus siap dan tidak boleh didiskusikan karena itu bencana," ucapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat jumlah pengungsi terdampak Gunung Agung di Bali, yang ke Pulau Lombok sebanyak 54 kepala keluarga atau 161 jiwa hingga Rabu (27/9), pukul 18.14 Wita.

Warga Pulau Dewata yang mengungsi tersebut ada yang memilih tinggal di rumah keluarganya di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara.

Kepala BPBD NTB H Muhammad Rum, mengatakan dari ratusan jiwa jumlah pengungsi sebagian adalah anak-anak usia sekolah sehingga harus mendapatkan perhatian. "Kami sudah memfasilitasi agak anak-anak bisa bersekolah. Sudah ada lima anak-anak pengungsi yang direkomendasikan untuk bersekolah di Kota Mataram," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement