REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah pengungsi terdampak Gunung Agung di Bali yang ke Pulau Lombok sebanyak 54 kepala keluarga atau 161 jiwa.
"Itu data jumlah pengungsi yang terdata hingga Rabu (27/9), pukul 18.14 Wita," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat H Muhammad Rum, di Mataram, Rabu (27/9).
Ia mengatakan kedatangan para pengungsi dari Bali sudah terjadi sejak beberapa hari lalu, namun secara bertahap. Mereka datang melalui Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat. Warga Pulau Dewata yang mengungsi tersebut memilih tinggal di rumah keluarganya, baik di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara.
"Kami menyediakan posko penanganan pengungsi terdampak Gunung Agung, ada di Pelabuhan Lembar dan di kantor BPBD. Tapi, pengungsi memilih tinggal di rumah keluarganya dengan alasan kenyamanan," ujarnya.
Meskipun demikian, kata dia, tim BPBD NTB tetap melakukan pemantauan dan penyaluran bantuan kebutuhan makanan bagi para pengungsi. Meskipun baru sebagian yang terakomodasi. "Penyaluran bantuan logistik dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah keluarga pengungsi. Salah satunya di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat," ucapnya.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, merilis total jumlah pengungsi terdampak Gunung Agung mencapai 96.086 jiwa hingga Rabu (27/9), pukul 17.00 Wita.
Para pengungsi tersebut tersebar di 430 titik di sembilan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Badung 15 titik sebanyak 5.879 jiwa, Kabupaten Bangli 30 titik sebanyak 5.076 jiwa, Kabupaten Buleleng 26 titik sebanyak 16.901 jiwa.
Ada juga di Kota Denpasar sebanyak 2.539 jiwa yang tersebar di 27 titik, Kabupaten Gianyar 13 titik sebanyak 1.011 jiwa, Kabupaten Jembrana 29 titik sebanyak 39.859 jiwa, Kabupaten Klungkung 162 titik sebanyak 19.456 jiwa, dan Kabupaten Tabanan 27 titik sebanyak 4.851 jiwa.
PVMBG Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meningkatkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dari level III (siaga) menjadi level IV (awas), pada Jumat (22/9) malam.
Dengan peningkatan status itu maka wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung diperluas menjadi sembilan kilometer, serta ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya.